WahanaNews-Serambi | Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2023 antara 2,78 hingga 3,28 persen secara year-on-year (yoy), dan lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya yakni sebesar 4,21 persen.
“Kami melihat pada 2023 ini akan tumbuh moderat, artinya akan relatif mirip (dengan tahun 2022),” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Selasa (14/02/23).
Baca Juga:
Panglima TNI Dampingi Presiden RI Buka Peparnas XVII Solo 2024
Ia menjelaskan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Aceh tersebut dilihat berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh yang cenderung sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu paling besar dari sektor pertanian yang mencapai 30 persen.
Untuk sektor pertanian, lanjut dia, sangat berpengaruh pada kondisi cuaca, perubahan iklim, sehingga akan berdampak pada hasil produksi tanaman pertanian, seperti padi dan berbagai komoditi lainnya.
“Karena seperti awal (tahun 2023) kemarin, ada banjir yang sempat mengganggu sentra pertanian. Karena pertanian ini akan banyak faktor yang mempengaruhi seperti musim, cuaca, itu menjadi penting ,” ujarnya.
Baca Juga:
PLN Sukses Hadirkan Listrik Berkualitas Selama PON XXI Aceh – Sumut
Rony menambahkan, angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Aceh itu belum termasuk sumber ekonomi baru yang potensial di Aceh seperti pengoperasian industri Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh Utara, yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo.
Karena, kata dia, selagi Aceh belum memiliki sumber pertumbuhan ekonomi baru, maka pertumbuhan ekonomi Aceh bakal cenderung sama dengan tahun-tahun sebelumnya, karena bertumpu pada sektor yang sama.
“Ini memang tantangan semuanya. Tentunya ke depan Bank Indonesia juga memperhatikan faktor terakhir beroperasi Pupuk Iskandar Muda, kalau memang nanti bisa beroperasi penuh tentunya ini dampaknya akan meningkatkan,” ujarnya.