Serambi.WahanaNews.co | Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengecek harga minyak goreng di sejumlah pedagang di Banda Aceh. Lutfi berkesimpulan minyak goreng di Aceh masih dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Lutfi dan rombongan mengecek harga di Pasar Almahirah, Lamdingin, Banda Aceh, Sabtu (26/2/2022). Lutfi didampingi Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman saat berbincang-bincang dengan sejumlah pedagang.
Baca Juga:
Sistem yang Berdampak Buruk, Mendag: Perdagangan Komoditas Dunia Perlu Ditata Ulang
Seorang pedagang, Muhammad Faizal, mengatakan, harga minyak curah saat ini dijual dengan harga Rp 15.000 per liter. Dia mengaku baru membeli minyak dari distributor sekitar tiga hari lalu.
"Minyak goreng kemasan harga jual Rp 18.000 sampai Rp 20.000," kata Faizal kepada Lutfi.
Lutfi lalu bertanya modal minyak goreng curah serta lokasi pembeliannya. "Modalnya Rp 13.500 per liter, kami belinya di Kampung Baru," jelas Faizal.
Baca Juga:
Menteri Lutfi Bertemu Mendag Kanada Bahas Penguatan Kerja Sama
Sementara seorang pedagang lainnya mengaku menjual minyak goreng kemasan dua liter seharga Rp 35.000. Dia mengaku mengambil minyak tersebut di Pasar Lambaro, Aceh Besar.
"Modal Rp 33.000. Barangnya kadang-kadang ada," ungkap pedagang tersebut saat berbincang dengan Lutfi.
Lutfi mengatakan, minyak goreng di Aceh tersedia namun harga jualnya masih mahal. Dia mengaku hal itu lebih baik dibandingkan tidak ada barang.
"Dari pengamatan saya, saya berkesimpulan bahwa minyak goreng di Aceh ada tetapi harganya belum sesuai dengan ketentuan pemerintah. Ini jauh lebih penting lebih baik dari pada tidak ada sama sekali dan harganya tinggi," kata Lutfi.
Dia akan memperbanyak suplai minyak goreng di Aceh agar harganya sesuai HET. Pemerintah sudah membuat ketentuan harga yakni minyak curah Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium Rp 14.000 per liter.
"Mudah-mudahan pak wali dengan kerja sama ke depan kita bisa menambah suplai ke Banda Aceh supaya harganya sesuai dengan ketentuan pemerintah," jelas Lutfi.
"Sebenarnya ini barangnya di Medan melimpah jadi saya sekarang sedang mencoba jalur suplai dari Medan supaya jalur di Aceh ini normal dan baik harganya bisa mengikuti HET pemerintah," lanjutnya.[gab]