WahanaNews-Serambi | Sumatera Selatan (Sumsel) ternyata mempunyai lahan kopi terluas di Indonesia. Bahkan, lahan petani kopi di berbagai daerah di Sumsel, mencapai 249.000 hektare.
Selain Sumsel, di Pulau Sumatra sendiri, lahan terluas kedua berada di Lampung dengan luasan sekitar 156.000 hektare dan disusul lahan terluas ketiga di Aceh.
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
Namun sayangnya, pamor kopi Sumsel masih jauh di bawah kopi Gayo Aceh dan Lampung. Hal tersebut disebabkan, karena faktor produktivitas kopi Sumsel yang rendah.
Hal tersebut diungkapkan Anung Haryono, VP Riset PT Pusri Palembang, dalam acara Media Gathering PT Pusri Palembang, di aula Hotel Harper Palembang Sumsel, Minggu (26/12/2021).
Untuk itu, PT Pusri Palembang mengembangkan pupuk Nitrogen, Phospor dan Kalium (NPK) kopi, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi Sumsel.
Baca Juga:
Ketum TP PKK Pusat Survei Persiapan Operasi Katarak di RSUD Kalideres
“Sangat potensial kopi di Sumsel, maka dikembangkan pupuk NPK kopi untuk meningkatkan produktivitas kopi,” ucapnya.
Menurutnya, pupuk makro lengkap untuk melengkapi kebutuhan hara tanaman. Selain mengandung NPK, sangat direkomendasikan untuk tanaman kopi.
Pemakaian pupuk sesuai dosis yang direkomendasikan, mampu meningkatkan produktivitas tanaman dan hasil olahannya. Serta memacu pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
Riset NPK kopi sudah dilakukan PT Pusri sejak tahun 2018 lalu. Ada dua daerah yang menjadi riset NPK kopi, yakni Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar Alam dan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat Sumsel.
Hasil penggunaan NPK Sumsel sendiri, sudah terlihat di tahun 2020-2021. Di lahan kopi Kecamatan Dempo Tengah Pagar Alam di tahun 2020, produksi kopi sebesar 500 Kg/hektare (62,5 persen), dari 0,8 Ton/hektare menjadi 1,3 ton/hektare. [afs]