SERAMBI.WAHANANEWS.CO, Aceh Utara - Penjabat Bupati Aceh Utara seharusnya merasa malu karena tidak mampu menangani permasalahan sampah di daerahnya. Sebagai pelayan publik, ia seharusnya memberikan perhatian lebih agar pengelolaan sampah di kabupaten tersebut dapat dilakukan dengan baik.
Saat ini, pemerintah kabupaten itu mengklaim kekurangan armada pengangkut sampah. Hal inilah yang menyebabkan banyak tumpukan sampah di pinggir jalan karena tidak terangkut.
Baca Juga:
Bea Cukai Aceh Beri Fasilitas Pusat Logistik Berikat untuk Perusahaan Minyak Sawit Mentah
Untuk urusan armada, pemerintah kabupaten seharusnya dapat berkoordinasi dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Utara. Sehingga anggota dewan rela mengalokasikan dana anggaran program pokok-pokok pikiran untuk membeli armada yang diperlukan itu.
Karena tindakan pemerintah kabupaten ini benar-benar keterlaluan. Saat pemerintah kabupaten seharusnya melayani publik, dengan menyediakan layanan pengangkut sampah, di saat yang sama pemerintah kabupaten menghambur-hamburkan uang sebesar Rp2,3 miliar untuk pengadaan mobil dinas baru Bupati Aceh Utara.
Memilih untuk mengadakan kendaraan dinas baru untuk bupati alih-alih mengalokasikan dana untuk kepentingan rakyat banyak cukup menggambarkan isi kepala si penjabat bupati. Terlihat jelas arah dia berpihak.
Baca Juga:
Prajurit TNI Perbaiki Embung Air Demi Kebutuhan Pengairan Masyarakat Aceh Utara
Cara pejabat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengalokasikan dana untuk membeli kendaraan dinas dan ogah membeli kendaraan pengangkut sampah ini juga menunjukkan kekentalan budaya feodal. Hal itu masih sangat mengakar dalam birokrasi dan kehidupan masyarakat.
Budaya ini mudah dikenali. Saat berada di atas, mereka yang bermental feodal selalu ingin dihormati dan didengar. Suka dipandang dengan pandanan takjub oleh orang lain meski yang digunakan adalah fasilitas negara. Semakin mahal barang yang dia gunakan, semakin puas rasa hatinya.
Sementara di bawah, orang yang bermental feodal ini tidak punya rasa percaya diri. Mereka melakukan apa saja agar dianggap sopan dan baik oleh orang tipe pertama.