WahanaNews-Aceh I Untuk membangun pertanian kebun kelapa sawit rakyat di daerah Aceh Barat Daya (Abdya), Bupati Akmal Ibrahim memberikan perlakuan khusus mulai dari lahan, bibit hingga biaya pembersihan lahan gratis.
“Di Indonesia tidak ada Provinsi atau pun kabupaten/kota bahkan perusahaan-perusahaan besar sekalipun yang sanggup menyalurkan satu juta bibit kelapa sawit per tahun untuk rakyat. Tapi saya sanggup, saya bagi gratis bahkan biaya pembersihan lahan juga gratis,” kata Akmal Ibrahim di Blangpidie, Sabtu, (16/10/2021)
Baca Juga:
Bappebti Pilih Kalbar Jadi Tuan Rumah Literasi Bursa CPO ke-4
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela meresmikan pengoperasian Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Mon Jambee Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot, Abdya.
Ia menjelaskan dalam membangun kebun sawit rakyat itu banyak tantangan yang dihadapi dirinya termasuk elit politik yang berseberangan dengan program yang dicanangkan dirinya.
“Program kesejahteraan rakyat yang telah kami canangkan ini terus berjalan, meski banyak kritikan dan juga beragam pendapat lainnya,” katanya.
Baca Juga:
Kriteria Sosok Capres di Mata 20 Juta Petani-Bos Sawit
Ia mengatakan dari hasil kerja kerasnya bersama instansi terkait, kawasan Babahrot dan Kecamatan Kuala Batee, Abdya telah terdapat kebun kelapa sawit milik rakyat seluas sekitar 25 ribu hektare terbentang dari perbatasan Kabupaten Nagan Raya hingga kawasan Lama Muda, Kuala Batee.
Ia menyebutkan semua kebun sawit milik rakyat yang produksi rata-rata 1.500 ton per hari dibangun oleh Pemkab Abdya, saat periode pertama kepemimpinan dirinya tahun 2007-2012.
“Ketika itu ada dua perusahaan ingin memperpanjang izinnya. Saya pikir-pikir, saya datang ke lokasi lahan itu. Saya analisa, saya diskusi dengan teman-teman, lalu saya putuskan lebih baik saya kasih untuk rakyat saya ketimbang ke perusahaan perkebunan,” kata Akmal
Ia mengatakan, dari total 25 ribu hektare lahan sawit rakyat tersebut, sekitar 17 ribu hektar diantaranya dibangun pada periode pertama kepemimpinannya, dan saat itu Akmal memberikan nama kawasan itu “Samira”
“Dulu tahun 2008 kawasan ini saya beri nama Samira. Artinya, Sawit ini hanya milik rakyat. Disini pembangunan kebun sawit rakyat sangat saya istimewakan. Lahan gratis, biaya pembersihan gratis, bibit gratis,” kenangnya lagi.
Ia mengatakan Pemkab Abdya juga membangun akses jalan dan saluran di dalam kawasan perkebunan sawit rakyat itu, supaya Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang dipanen menjadi mudah diangkut oleh petani.
Ia berharap kepada seluruh pemilik kebun agar tidak lupa mengeluarkan zakat, bersedekah ke fakir miskin, dan menyantuni anak yatim dari hasil kebun sawit itu agar kita semua tidak termasuk orang-orang yang mendustai agama. (tum)