Serambi.WahanaNews.co, Banda Aceh - Bank Indonesia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan sebagai upaya mengendalikan lonjakan angka inflasi di provinsi paling barat Indonesia tersebut.
"(Menjaga) ketersediaan pasokan melalui dua program strategis, yaitu peningkatan produksi pangan lokal dan importasi produk pangan,” kata Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Jumat (23/2/2024).
Baca Juga:
Pembangunan Bendungan Lolak di Bolaang Mongondow untuk Masa Depan Pengelolaan Air dan Energi Indonesia
Hal itu disampaikan Rony dalam laporan perekonomian Aceh, sebagai rekomendasi kebijakan bagi Pemprov Aceh guna mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi berjulukan daerah Tanah Rencong itu di masa akan datang.
Ia menjelaskan peningkatan produksi pangan lokal penting dilakukan terutama produksi komoditas hortikultura yang menjadi penyumbang inflasi, seperti bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit.
Kemudian produksi komoditas peternakan yang juga penyumbang inflasi seperti daging sapi, daging ayam, dan telur ayam.
Baca Juga:
Jokowi Resmikan 27 Ruas Inpres Jalan Daerah di Sulawesi Selatan Senilai Rp669 Miliar
“Dan juga peningkatan produksi, tangkapan atau budidaya komoditas perikanan penyumbang inflasi,” ujarnya.
Tentu, lanjut dia, peningkatan produksi juga didukung oleh pembangunan dan optimalisasi sarana produksi dan infrastruktur pertanian, pembangunan atau rehabilitasi jaringan irigasi, dan kanal pengendalian banjir.
Salah satu contohnya, kata dia, seperti di Aceh Tamiang, korporatisasi klaster petani pangan, dan pengaturan jadwal tanam komoditas pangan.