WahanaNews-Aceh I Harga sejumlah bahan bangunan di Banda Aceh mengalami kenaikan signifikan, terutama besi beton dan seng. Kenaikan harga terjadi sejak akhir Oktober bulan lalu hingga kini.
Para pedagang bahan bangunan di Banda Aceh dan Aceh Besar menyebutkan harga besi beton naik sekitar 60 persen dibanding harga sebelumnya.
Baca Juga:
Polda Sulut Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-96 dengan Upacara Dipimpin Kapolda
Sedangkan harga seng naik 40 persen dibanding sebelumnya.
Hal ini sebagaimana disampaikan Sofyan, pedagang bahan bangunan di Pasar Peunayong, Banda Aceh, dikutip Serambinews.com, Jumat (5/11/2021).
Sofyan merincikan besi beton ukuran 10 milli meter atau mm, harganya kini mencapai Rp 79.000/batang, ukuran 12 mm Rp 120.000/batang, ukuran 14 mm Rp 157 ribu per batang.
Baca Juga:
Dugaan Curi Arus di Pembangunan Rest Area Tol Medan-Binjai, Muslim Muis Minta Menteri BUMN untuk Mencopot Kepala PLN
"Sedangkan besi behel 6 milli meter Rp 30 ribu per batang dan ukuran 8 milli meter Rp 51 ribu per batang," sebut Sofyan.
Sofyan mengakui permintaan besi beton dan seng saat ini memang rendah, tetapi mereka tetap menyediakan stok.
Hal serupa disampaikan pedagang bahan bangunan di Pasar Seutui, Edy, menjawab Serambinews.com secara terpisah, Jumat (5/11/2021).
Ia menyebutkan harga seng gelombang ukuran 8 kaki saat ini sudah mencapai Rp 80.000 per lembar atau naik dibanding sebelumnya Rp 60 ribu per lembar.
"Sudah naik di atas 40 persen. Paku juga naik, harganya saat ini Rp 20 ribu per kilogram, sebelumnya Rp 16 ribu per kilogram. Begitu juga paku seng naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 27 ribu per kilogram," sebut Edy.
Kenaikan besi beton dan seng, menurut Edy, merupakan kenaikan yang sangat tinggi yang pernah terjadi dalam beberapa tahun sebelumnya.
Tahun lalu memang ada kenaikan, tapi besarannya hanya 20 persen, tahun ini naik sangat tinggi dan mengejutkan para pedagang, pengusaha developer, dan masyarakat.
"Developer dan pembeli merasa terkejut mendengar harga besi beton dan seng naik sangat tinggi. Mereka beranggapan, pedagang bahan bangunan yang sengaja menaikkan sangat tinggi. Tapi ketika kita perlihatkan faktur penebusan besi beton dan seng dari distributor penyalur di Medan, baru mereka percaya," jelas Edy.
Harga semen
Sedangkan harga semen, kata Edy, juga naik, tapi tidak tinggi atau hanya sekitar Rp 2.000 per zak. Harga eceran Semen Andalas saat ini Rp 60 ribu/zak (40 Kg) dan Semen Padang Rp 58 ribu/zak (40 Kg).
Sebelumnya harga Semen Andalas Rp 55 ribu per zak dan Semen Padang Rp 53 ribu per zak.
Permintaan semen, pada bulan lalu, menurut kedua pedagang itu, sedikit naik dari 100 zak per hari naik menjadi 200 – 300 zak per hari. Tapi memsuki bulan November ini, permintannya turun kembali menjadi 100 zak per hari.
Permintaan semen, jelang akhir tahun ini menurun dibanding akhir-akhir tahun dulu, menurut Edy dan Sofyan, karena tahun ini kegiatan proyek fisik pemerintah sangat sedikit karena pandemi Covid-19.
Sebelum pandemi covid 19, ungkap Sofyan, permintaan semen jelang akhir tahun bisa mencapai 400 zak per hari.
Bahkan untuk mendapatkan semen dari PT SBA dan Semen Padang, truk pengangkut semen harus antre dua malam di Lhoknga dan Silo Semen Padang di Pelabuhan Krueng Raya, Aceh Besar.
Dikonfirmasi Serambinews.com secara terpisah, Head Media PT Solusi Bangun Andalas (SBA), Faraby Azwany, mengakui harga semen saat ini naik.
Menurutnya, kenaikan ini dipengaruhi naiknya harga pembelian batu bara sebagai bahan bakar semen.
“Kenaikan harga batu bara sampai saat ini sudah mencapai 200 persen. Sementara kenaikan harga semen di tingkat distributor pada bulan Oktober lalu masih sangat rendah hanya sebesar Rp 2.000 per zak," sebut Faraby.
PT SBA, tegas Faraby Azwany, tetap berkomitmen berbuat yang terbaik bagi konsumen semen di Aceh.
Ia mengklaim Semen Andalas hingga kini ini masih menjadi market leader atau mengusai pasar semen di Aceh. (tum)