Beberapa dukungan nyata berupa edukasi langsung melalui peran lembaga PWI hingga tulisan-tulisan.
Khalidin menyampaikan dalam penyajian tulisan atau pemberitaan pilkada, para wartawan dalam naungan PWI tetap mengedepankan kaedah-kaedah jurnalistik dan taat terhadap pedoman pemberitaan pemilu.
Baca Juga:
Cagub Sulsel Ramdhan Pomanto Tuding KPPS Bikin Jutaan Suara Palsu di 14.548 TPS
Sebab, kata Khalidin pers harus bebas dari berbagai kepentingan politik dalam melaksanakan siaran pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan kepala daerah (pilkada), baik itu dari partai politik ataupun pasangan calon, agar masyarakat mendapatkan informasi kepemiluan ini secara berimbang dan dalam porsi yang sama.
Kemudian edukasi kepada warga agar tidak menyebarkan informasi hoaks pilkada hingga pendidikan politik. Wartawan PWI menurut Khalidin menghindari pemberitaan berbau sara dan provokatif.
Pers di lingkup PWI juga memberikan pendidikan agar masyarakat menghindari memilih karena uang atau tersandera politik uang.
Baca Juga:
Ketua KPPS Diduga Coblos Surat Suara, PAN Optimistis Pilkada Jakarta Berlangsung Dua Putaran
Sementara perubahan positif yang dirasakan oleh masyarakat/pemilih berdasarkan sudut pandang dari PWI dalam pilkada lalu juga diulas.
Beberapa perubahan antara lain penyambutan kandidat yang mendaftar dengan menggunakan adat dan kearifan lokal.
KIP Subulussalam juga menyediakan ruang konferensi pers kepada setiap kandidat yang mendaftar untuk menyampaikan program atau visi misinya.