WahanaNews-Serambi | PT PLN (Persero) mendapatkan predikat Green Ratings terbaik di Indonesia pada sektor energi dan pertambangan atas upaya perseroan dalam melakukan transisi energi.
PLN dinilai sebagai perusahaan yang memiliki perhatian lebih di atas rata-rata industri terkait praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Predikat ini diberikan oleh CNBC Indonesia Research kepada PLN pada acara Green Economic Forum 2023, Senin (22/5/23) di Jakarta.
Baca Juga:
Dukung Pengembangan EBT di Indonesia, PLN Siap Jalankan Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2024 terkait PLTS Atap
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam sambutannya mengatakan, pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditentukan oleh komitmen negara menuju Green Economic. Menurut Moeldoko, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo Indonesia telah berkomitmen kuat mewujudkan Green Economic.
“Transformasi menuju Green Economic telah dilakukan dan dijalankan secara nyata. Dalam rangka menuju Net Zero Emission pada tahun 2060 Indonesia sudah sangat komit untuk menghadapi perubahan iklim dunia dan mengurangi emisi karbon,” kata Moeldoko dalam rilis yang diterima WahanaNews.co.
Karena itu, Moeldoko mengajak seluruh pihak baik dari unsur pemerintah, swasta hingga masyarakat turut mendukung upaya mewujudkan Green Economic di Indonesia.
Baca Juga:
Pengembangan Energi Bersih Lokal: PLN Serap 37,7 MW dari Sampah dan Minihidro
"Kita sudah menuju ke sana, maka tugas kita semuanya adalah bagaimana memberikan dukungan yang semaksimal mungkin agar kebijakan tentang Green Economy betul-betul mendapat dukungan sepenuhnya dari kita semuanya, dari masyarakat Indonesia," ujar Moeldoko.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan dalam mempercepat pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, PLN telah melakukan banyak upaya untuk bisa mengurangi emisi karbon.
PLN telah mengurangi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sebelumnya telah direncanakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 sebesar 13,3 Gigawatt (GW) dan akan mengembangkan pembangkit EBT hingga 51,6 persen dari total penambahan pembangkit sesuai RUPTL 2021-2030.