Serambi.WahanaNews.co | Pusat Gempa Regional (PGR) I Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah 1 Medan mencatat dalam sepekan terakhir atau periode 28 Januari hingga 3 Februari 2022 terjadi 40 kejadian gempa bumi di Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh.
Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Darmawan di Medan, Sabtu, mengatakan, gempa bumi yang terjadi dalam sepekan terakhir di Sumut dan Aceh bersumber dari aktivitas segmen Sesar Sumatera dan sebagian lagi tersebar di beberapa wilayah Subduksi.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Berdasarkan kekuatan, gempa yang terjadi magnitudo kecil dari 4.0 sebanyak 36 kejadian, magnitudo antara 4.0 dan 5.0 sebanyak empat kejadian.
Sementara Peneliti PGR 1 BBMKG Wilayah I Medan, Dr. Marzuki Sinambela, M.T menjelaskan aktivitas kegempaan di Aceh dan Sumatera Utara dalam sepekan terakhir itu dominan terjadi di darat sebanyak 28 kejadian dan di laut 12 kejadian.
Umumnya kedalaman gempa yang terjadi selama sepekan ini cukup dangkal (di bawah 60 Km) sebanyak 35 kejadian dan menengah (kedalaman antara 60 km sampai dengan 300 km) sebanyak lima kejadian.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
"Dari 40 gempa tersebut, tercatat hanya dua gempa yang signifikan dan dirasakan oleh masyarakat yakni yang terjadi di Kabupaten Karo," katanya seperti dikutip dari Antara.
Adapun BMKG tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak perlu panik. Tetap merespon dengan cepat informasi BMKG, menjaga jarak bila kondisi gempa signifikan terjadi di era pandemi.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user pemda ,pwd pemda-bmkg) atau infobmkg
Sementara itu sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tidak berada di radius dua kilometer dari kawah aktif Gunungapi Anak Krakatau.
Hal ini merupakan rekomendasi Badan Geologi Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyusul erupsi Gunungapi Anak Krakatau.
“Saat ini tingkat aktivitas gunungapi Anak Krakatau ditetapkan pada Level II (Waspada), dengan rekomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 2 km dari kawah aktif,” kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Jumat (4/2) kemarin.
Menurut data PVMB, Gunungapi Anak Krakatau erupsi hingga 9 kali kemarin (4/2).
“Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi itu terjadi pada pukul 09:43, 10:25, 10:28, 12:46, 13:00, 13:31, 13:41, 14:46, dan 17:07 WIB, dengan tinggi kolom abu berkisar 800-1.000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal,” kata Abdul Muhari.
Abdul Muhari juga mengatakan, dari data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi.
Potensi bahaya dari aktivitas gunung berapi itu dapat berupa lontaran lava pijar, material piroklastik maupun aliran lava.[gab]