“PLN sebagai satu satunya BUMN yang bergerak di bidang kelistrikan mempunyai potensi pengembangan yang besar. Melalui kerja sama dengan Eropa, PLN dapat menyerap informasi dan mekanisme dalam pengembangan energi bersih sehingga dapat meningkatkan kapasitas perseroan dalam mencapai target pengurangan emisi karbon,” ujar Andri Hadi.
Deputy Head of Unit Policy Coordination, International Carbon Markets, European Commission, DG Climate Action Gregorin Polona menjelaskan, sejumlah negara di Eropa telah menerapkan skema ETS sejak tahun 2005. Bahkan dari skema ETS, para negara anggota yang tergabung bisa meraup tambahan pendapatan yang cukup signifikan.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Menurut dia, dalam upaya pengurangan emisi global harus dilakukan bersama. Kolaborasi antara perusahaan dan stakeholder menjadi kunci penting dalam mengeksekusi perdagangan karbon sebagai salah satu strategi penurunan emisi.
“Pada awalnya memang banyak pihak yang wait and see, namun melihat tren yang terus tumbuh dan revenue yang bisa didapat secara signifikan mampu mendorong keterlibatan banyak pihak,” ujar Polona.
Dalam menjalankan ETS, lanjut Polona, EU juga membuka ruang diskusi dan menampung semua aspirasi negara anggota. Sebab, setiap negara memiliki pengembangan pembangkit ataupun upaya pengurangan karbon yang berbeda.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Perlu juga, kata Polona untuk bisa menerapkan ETS ini sebagai salah satu instrumen dalam rencana investasi perusahaan ke depan.
“Setiap ada rencana investasi baru yang akan masuk bisa ditawarkan skema ETS ini. Bisa menjadi daya tarik dalam menggaet investasi,” tambah Polona.
Pada kunjungan ke Jerman, PLN juga sempat mendatangi RWE sebagai salah satu perusahaan energi di Jerman. Manager of Sustainability RWE, Tobias Heck menjelaskan menyampaikan kunci dari keberhasilan transisi green dan implementasi ETS di RWE salah satunya ialah perubahan pola pikir perusahaan dan stakeholder mengenai pentingnya memasukan aspek lingkungan hidup sebagai pertimbangan dalam penentuan strategi bisnis dan keberlangsungan perusahaan dengan memetakan materialitas suatu isu.