Serambi.WahanaNews.co, Banda Aceh - Bank Indonesia Provinsi Aceh menargetkan 10 juta transaksi layanan non-tunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) selama tahun 2024, sebagai upaya untuk mempercepat penerapan digitalisasi di provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto, Kamis (15/2/2024), mengatakan QRIS terbukti memberi layanan transaksi non tunai yang mudah dan cepat, sehingga pihaknya terus melakukan akselerasi digitalisasi, khususnya QRIS di Tanah Rencong itu.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
“Karena ini memberi kecepatan, efisien, dan memudahkan masyarakat,” kata Rony Widijarto di Banda Aceh.
Apalagi, lanjut dia, Aceh merupakan daerah destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Oleh karenanya, dengan adanya layanan QRIS, maka akan sangat membantu dan mempermudah turis untuk melakukan transaksi.
“Aceh ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Apalagi QRIS sekarang sudah antar negara, sehingga memberi kemudahan bagi wisatawan berbelanja di Aceh,” ujarnya.
Baca Juga:
Kejari Bireuen Selidiki Dugaan Korupsi Studi Banding ke Jawa Timur dan Bali
Ia menambahkan, BI optimis target 10 juta transaksi QRIS akan tercapai. Apalagi pada tahun ini penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI akan berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara sebagai tuan rumah.
Tentu, lanjut Rony, perhelatan akbar ajang olahraga level nasional ini akan memberi peningkatan pada transaksi QRIS, lantaran Aceh bakal dikunjungi banyak orang sebagai peserta lomba, ofisial, dan juga para pendukung.
“Memang yang pertama sekali kita lakukan peningkatan penggunaan QRIS ini di Banda Aceh, karena secara infrastruktur sudah memadai dan lebih siap,” ujarnya.