Serambi.WahanaNews.co | Provinsi Aceh Salah satu daerah yang terlelak di ujung barat Indonesia berada di Pulau Sumatera.
Aceh dikenal dengan sebutan “Serambi Mekah“ dan Aceh juga memiliki kewenangan khusus dalam menjalankan syariat islam didaerahnya .
Baca Juga:
Penonton Film 'VINA: Sebelum 7 Hari' Tembus 1 Juta dalam 3 Hari
Menurut Ikram Azizmullah, Mahasiswa Prodi Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala, Aceh sebelumnya memiliki beberapa bioskop di daerah-daerah pada tahun 90-an, namun kini bioskop telah hilang dari bumi serambi mekah.
Bioskop yang ada di Aceh sama seperti bioskop-bioskop didaerah lain Indonesia.
“Aceh hingga kini belum lagi memiliki bioskop, padahal bioskop sangat diminati masyarakat aceh untuk mengisi waktu luang ataupun sebagai tujuan liburan akhir pekan sebagai hiburan. Lalu kenapa aceh munutup bioskop Awal mula ditutupnya bioskop di Aceh ialah pada saat Aceh diberlakukannya sebagai Daerah Operasi Militer (DOM), lalu pada puncaknya ketika tsunami melanda Aceh 2004 gedung bioskop di Aceh dialih fungsikan," Kata Ikram dalam keterangan tertulis diterima media Sabtu (6/5/23).
Baca Juga:
Ini Alasan Peneliti Film Sebut Penonton Bioskop Indonesia Bisa Tembus 80 Juta Orang
Disebutkan, beberapa kelompok masyarakat di Aceh berpendapat jika Bioskop tidak sesuai syariah dikarenakan di Bioskop diduga sering sebagai tempat mesum dengan disatukannya tempat duduk laki-laki dan perempuan.
Hingga kini Pemerintah Aceh melarang pembangunan Bioskop di Tanah Rencong karena dianggap tidak sesuai syariat islam, oleh karena itu Aceh sebagai satu-satunya daerah yang tidak memiliki bioskop di Indonesia.
"Saya pikir Pemerintah Aceh sudah bisa membuka kembali Bioskop di Aceh, dikarenakan jika kita melihat tingginya minat masyarakat Aceh yang hanya ke Medan demi nonton Bioskop sebagai daerah terdekat yang memiliki bioskop. Jika bioskop ada di Aceh maka perputaran ekonomi makin meningkat dan berefek pada peningkatan nilai ekonomi masyarakat. Tentu apabila Pemerintah Aceh membuka bioskop harus sesuai dengan Syariat Islam contohnya dengan adanya pemisahan tempat duduk antara perempuan dan laki-laki dan juga hal hal lainnya. Dengan dibukanya kembali bioskop di Aceh dapat meningkatkan penghasilan daerah dan juga dapat menghampat keluarnya uang dari Aceh demi perputaran uang di masyarakat Aceh. Masyarakat aceh juga terkhusus kaum muda mengarapkan dibukanya kembali bioskop di aceh dengan tetap menjunjung nilai-nilai syariat islam, dengan demikian masyarakat aceh tidak perlu lagi jauh-jauh kemedan menempuh perjalanan 12jam yang sangat memakan biaya dan waktu hanya demi menonton di bioskop," ujar Ikram Azizmullah, Mahasiswa Prodi Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.[zbr]