SERAMBI.WAHANANEWS.CO, Subulussalam - Afifah Ainun Arasida, bocah berusia 11 tahun asal Kampong Penuntungan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Aceh, saat ini tengah berjuang melawan penyakit kanker otak.
Anak keempat dari lima bersaudara pasangan Sudarmono dan Susilawati ini kini hanya bisa menjalani perawatan seadanya di rumah karena keterbatasan biaya.
Baca Juga:
Hiswana Migas: Dorong Bank Aceh Syariah Inovatif dalam Pelayanan
Sejak kecil, Afifah sering mengeluh pusing. Awalnya, keluarga membawanya ke bidan dan saat itu didiagnosis menderita penyakit lambung. Namun, pada pertengahan April lalu, kondisinya semakin memburuk—fisiknya melemah dan bicaranya mulai tidak terarah. Afifah pun dibawa ke RSUD Subulussalam.
Hasil pemeriksaan awal seperti tes darah, urine, dan rontgen menunjukkan hasil normal. Namun, karena ada dugaan gangguan pada saraf, dokter menyarankan agar Afifah dirujuk ke dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh. Atas pertimbangan keluarga, Afifah akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Sejati di Kota Medan, Sumatera Utara.
Di sana, dokter mendiagnosis adanya cairan di kepala dan tumor/kanker di bagian tengah otaknya. Afifah harus menjalani operasi pemasangan selang untuk mengalirkan cairan tersebut.
Baca Juga:
RUPS Bank Aceh Putuskan Pembagian Deviden Rp295 Miliar Kepada Pemegang Saham 2022
Pasca operasi, kondisinya sempat membaik, namun pada kontrol lanjutan dokter menyarankan agar Afifah dirujuk ke Jakarta karena kanker di otaknya terus membesar.
“Dokter menyebutkan Afifah harus segera dirujuk ke Jakarta untuk penanganan lebih lanjut, namun biayanya mencapai ratusan juta rupiah dan tidak dapat ditanggung oleh BPJS,” ujar Sudarmono kepada media ini, Senin (26/5/2025).
“Kami sangat membutuhkan bantuan dan uluran tangan dari semua pihak untuk membantu biaya pengobatan anak kami yang telah divonis mengidap kanker otak,” lanjutnya sambil menahan tangis.