SERAMBI.WAHANANEWS.CO, Meulaboh - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Aceh Barat, Bukhari, mengajak perusahaan yang memproduksi briket berbahan baku sampah untuk berinvestasi di Aceh Barat.
Menurut Bukhari, Aceh memiliki potensi pasar terhadap kebutuhan briket sebagai bahan bakar, terutama bagi industri seperti pabrik semen maupun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang selama ini menggunakan bahan baku batu bara.
Baca Juga:
Peringati HPSN, Kelurahan Sempur Bogor Gelar Bazar Pangan Murah 2025
"Saya melihat Aceh memiliki potensi untuk pasar briket mengingat kita memiliki sejumlah pabrik yang selama ini berbahan bakar batu bara seperti PLTU, dan pabrik semen. Jadi dengan adanya produksi briket, maka akan ada alternative. Karena itu kita mengundang perusahaan-perusahaan yang memproduksi briket dari sampah untuk berinvestasi," kata Kadis LHK Aceh Barat, Bukhari, dilansir Catatco, Senin (10/2/2025).
Selain PLTU dan pabrik semen, kata dia, briket juga bisa digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga berbiaya murah sebagai pengganti gas minyak cair atau elpiji.
Bukhari menjelaskan, dengan adanya produksi briket berbahan baku sampah maka memiliki dampak positif dalam mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari sampah produksi masyarakat.
Baca Juga:
Penolakan Warga terhadap Tempat Pemilahan Sampah Jogja di Kulon Progo
Sebut Bukhari, dengan adanya pabrik briket juga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, sebab akan menjadi nilai ekonomi.
"Dengan adanya pabrik produksi briket kita bisa menggandeng kabupaten kota lainnya di Aceh untuk kebutuhan baku jika dari Aceh Barat tidak mencukupi. Kehadiran pabrik briket yang pertama sekali itu sudah pasti menjaga lingkungan dari pencemaran sampah rumah tangga, selain itu juga menjadi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Karena sudah secara otomatis maka akan kita bentuk bank sampah untuk membeli sampah rumah tangga dihasilkan masyarakat," ucapnya.
Untuk bahan baku pembuatan briket nantinya Pemerintah Aceh Barat lewat DLHK, sebutnya, akan bekerjasama dengan sejumlah kabupaten kota yang ada di Aceh sebagai bahan baku produksi briket.