"Diawal berdirinya RSUD ini hanya bermodalkan 500 juta saja dan sekarang sudah memiliki pemasukan 4-5 miliar rupiah perbulan dimana dr spesialis itulah sebagai pencari PAD nya via BPJS", jelas nya.
"Kemudian kenapa kami mogok kerja, karena semua elemen pekerja di Rumah Sakit saling berkaitan, bagaimana dokter bedah bisa melakukan operasi jika tenaga laundry mogok kerja, sehingga bulat tekad kami jikalau seluruh honor/gaji/insentif dari keseluruhan tenaga kesehatan di RSUD belum dibayarkan penuh, maka kami tetap mogok," ujar Risdy.
Baca Juga:
Selalu Merasa Stres Setiap Mau Berangkat Kerja? Dokter Spesialis Beri Solusi Ini
Sekitar 10 dokter yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain terlihat dr. Parwis, dr Risdy ,dr Arief, dll.
Bahagia maha mengatakan, menurut sekda posisi pemerintah sedang alami defisit tapi mengapa banyak beberapa pekerjaan fisik yang bisa dicairkan dananya sementara dana untuk kepentingan masyarakat ini terabaikan.
Doly Cibro anggota DPRK sampai memukul meja untuk mengatakan pemerintah Subulussalam saat ini telah berbuat dzholim kepada masyarakatnya, dimana dana insentif tenaga kesehatan RSUD, dana sertifikasi guru dan dana non sertifikasi, dana Baitul mal dan dana tenaga honor di semua Dinas, Badan dan Lembaga yang belum dibayarkan penuh sampai akhir tahun 2023.
Baca Juga:
Ketum IDI: Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Subulussalam Rudy H. Bintang, yang datang terlambat dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa dana insentif tersebut akan dibayarkan pada tahun 2024. Dan memohon pengertian dan kesabaran dari para tenaga nakes.
Dana operasional RSUD bersumber dari APBK dan Pendapatan BLUD RSUD, dimana menurut keterangan sekretaris direktur RSUD kurang mengetahui apakah bisa dipergunakan seketika untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi saat ini. Apakah malah menciptakan masalah baru lagi.
Anggota DPRK yang terlihat hadir Bahagia Maha, Dolly Cibro, Salehati, Dedy, Ari, Heriansyah, MZA Ridho dan khalidin.