Serambi.WahanaNews.co | Anggota DPRK Banda Aceh Musriadi mendesak Pemerintah Kota Banda Aceh untuk segera mencarikan solusi pencegahan kasus HIV/AIDS di Banda Aceh, hal itu menyusul adanya penambahan kasus baru di ibu kota provinsi Aceh itu.
"Kami mendesak Pj Wali Kota melalui dinas kesehatan untuk meningkatkan skrining, deteksi dini menjadi cara efektif selama ini untuk mencegah penularan kasus HIV/AIDS agar tidak bertambah setiap tahunnya," kata Musriadi, di Banda Aceh, Sabtu (1/4/23).
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta: Perilaku Heteroseksual Masih Risiko Utama Penyebaran HIV/AIDS
Musriadi menyebutkan, kasus HIV/AIDS di Banda Aceh pertama sekali ditemukan pada 2008 dengan diagnosa AIDS sebanyak dua kasus dan telah meninggal dunia.
Kemudian, kata Musriadi, pada tahun 2022 Kota Banda Aceh menempati urutan pertama dari kabupaten/kota se Aceh dengan kasus HIV/AIDS yang tertinggi.
Lalu, sampai dengan bulan Februari 2023, kembali ditemukan kasus baru sebanyak 198 yang terdiri dari 161 kasus HIV dan 37 AIDS.
Baca Juga:
Dinkes Kaltara Tekan HIV dengan Sosialisasi dan Perluasan Layanan untuk ODHA
"Maka kita berharap kasus ini (HIV/AIDS) jangan dianggap enteng, justru jadi bumerang nantinya. Maka penyakit ini harus dicarikan solusinya," ujarnya.
Musriadi menuturkan, berdasarkan informasi yang diterima, jumlah temuan kasus HIV/AIDS di Banda Aceh semakin tinggi.
Maka Pemko Banda Aceh sudah harus merumuskan strategi untuk penanganannya dengan melibatkan LSM yang peduli dengan HIV/AIDS.