Serambi.WahanaNews.co | Banjir karena luapan sungai melanda Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan Lhokseumawe sejak Minggu (27/2/2022) hingga Senin (28/2/2022). Ribuan orang mengungsi karena rumahnya terendam.
Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Posdalops) Badan Penanggulangan Bencana Aceh, jumlah desa yang tergenang sebanyak 120 desa.
Baca Juga:
BMKG Wanti-wanti Suhu Panas Ekstrem, Ini Daerah Terparah
Informasi sementara menyebutkan 5.270 unit rumah terdampak atas kejadian ini. Sebanyak 1.206 KK atau 4.229 jiwa terpaksa mengungsi. Hingga kini, sebagian wilayah mulai berangsur surut, namun terdapat beberapa lokasi yang masih mengalami kenaikan debit air.
Upaya percepatan penanganan darurat dilakukan BPBD setempat dengan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak. Bantuan tersebut antara lain 2.800 kilogram beras, 265 dus mie instan, 1 dus sarden, 204 dus minyak goreng, dan 93 kilogram gula pasir.
Untuk di lokasi pengungsian juga telah didirikan dapur umum guna memenuhi kebutuhan para pengungsi.
Baca Juga:
Gubernur Kalteng Kirim Tim Tanggap Banjir untuk Bantu Korban di Murung Raya
Pemerintah daerah sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari terhitung tanggal 27 Februari - 12 Maret 2022.
Berdasarkan peta BMKG mengenai prakiraan daerah potensi banjir Aceh Dasarian III Februari 2022 menyebutkan untuk wilayah Aceh Timur meliputi Kec. Banda Alam, Birem Bayeun, Darul Aman, Darul Ihsan, Idi Rayeuk, Idi Timur, Idi Tunong, Indra Amakmu, Julok, Nurussalam, Pante Beudari, Peudawa, Peunaron, Peureulak, Peureulak Barat, Peureulak Timur, Rantau Selamat, Ranto Peureulak, Simpang Jernih, Simpang Ulim, dan Sungai Raya masuk dalam kategori rendah.
Meski demikian, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk mengingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Para warga diharapkan melakukan pengecekan debit air secara berkala ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam kurun waktu yang lama guna mengantisipasi adanya banjir susulan.[gab]