SERAMBI.WAHANANEWS.CO, Subulussalam - Program percepatan pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Provinsi Aceh sebanyak 6.497 sudah terbentuk di Aceh dengan progres hingga 31 Mei 2025.
Saat ini, Desa yang melaksanakan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) mencapai 6.495 Kopdes dan kini sedang dalam proses akte notaris dan badan hukum.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Kalimantan Salurkan 627.200 Tabung LPG 3 Kg Sambut Lebaran
"Kita berharap semua Kopdes secara kelembagaan harus tuntas di akhir Juni 2025," sampai Azhari S.Ag Msi Kadiskop UKM Aceh, Minggu, (1/6/2025).
Lanjutnya, jika seluruh desa telah rampung maka akan di launching pada pertengahan Juli 2025 mendatang.
"Insya Allah pada pertengahan Juli akan dilaksanakan launching secara nasional oleh Bapak Presiden RI," ujar mantan Pj Wali kota, Azhari.
Baca Juga:
Wakil Ketua DPRD Jateng Sarif Abdillah Minta Pemda Gencarkan Operasi Pasar Lebaran
Ditambahkannya, Kopdes ini akan menjadi lokomotif utama dalam mendorong kemandirian ekonomi desa melalui swasembada pangan sesuai amanah Intruksi Presiden no 9/ 2025.
Dijelaskan Azhari, terdapat 3 skema modeling Kopdes Merah Putih, yaitu pembentukan Koperasi baru, mengembangkan koperasi yang sudah ada dan Revitalisasi Koperasi.
Koperasi Desa Merah Putih di Aceh yang akan di bentuk itu terdiri dari beberapa Gerai Usaha minimal 7 Gerai antara lain.
1. Gerai Sembako
2. Kantor koperasi
3. Gerai Klinik Desa
4. Gerai Apotik Desa
5. Gerai Gudang/cold Storage
6. Gerai Unit Simpan Pinjam
7. Logistik Desa
Disamping itu Kopdes ini akan bisa menjadi wadah pemasaran Pupuk, LPG serta bisa menyerap Gabah serta berbagai komoditi Pertanian dan perkebunan.
"Mudah-mudahan kebijakan Bapak Presiden untuk kebangkitan ekonomi di desa akan terwujud melalui wadah koperasi Desa Merah Putih ini," imbuh Azhari.
Menurut Azhari, disamping program ini juga sangat sejalan dengan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh untuk mewujudkan kemandirian ekonomi.
"Kita yakin lewat koperasi ini pula akan menjadi instrumen untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Aceh," pungkasnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]