WahanaNews-Serambi | Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Komunikasi Anak Bangsa (FORKAB) Kota subulussalam mempertanyakan bantuan dana hibah dari Pemerintah Aceh yang disalurkan melalui Badan Reintegrasi Aceh (BRA) yang hanya disalurkan kepada eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Tapol/Napol dan Korban Konflik tergabung di KPA saja, padahal di organisasi FORKAB juga masih banyak para mantan Kombatan, korban konflik dan Aneuk Syuhada yang belum terperhatikan dan masih hidup dibawah garis kemiskinan, dan perlu mendapat perhatian Pemerintah Aceh.
Hal ini disampaikan Ketua DPW FORKAB Subulussalam M. Ali Hasbullah alias Dedek menanggapi bantuan hibah pemerintah Aceh yang telah disalurkan BRA kepada eks Kombatan GAM, Tapol/Napol, korban Konflik yang tergabung di KPA yang saat ini proses penyalurannya sudah di lakukan di Kabupaten/kota lainnya di Aceh.
Baca Juga:
Peredaran Ganja Asal Aceh Tujuan Sumbar 624 Kg Diungkap BNN
Untuk itu ia meminta agar pemerintah Aceh mengevaluasi kembali terhadap penerima bantuan hibah tersebut, jangan hanya saudara kita saja di KPA, tapi di FORKAB juga banyak korban konflik dan para aneuk syuhada yang harus menjadi perhatian dari pemerintah Aceh, Ujar M. Ali Hasbullah alias Dedek .
“Untuk itu kami meminta kepada Ketua DPP FORKAB Aceh Nasir Lado untuk mengakomodasi dan memperjuangkan tuntutan saudara-saudara kita di FORKAB ini agar mereka juga layak untuk mendapatkan bantuan hibah tersebut yang penerima nya saat ini sedang digodok oleh BRA”, Jelasnya sabtu (19/11).
Ya kami di FORKAB juga berhak mendapatkan bantuan hibah dari pemerintah Aceh karena di organisasi FORKAB khususnya di Subulussalam juga banyak korban konflik dan Aneuk Syuhada yang berhak memperoleh bantuan tersebut disaat kondisi ekonominya sangat memprihatinkan.
Baca Juga:
Dari Aceh, Presiden Jokowi Lanjutkan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sumatra Utara
"Kami meminta kepada Pemerintah Aceh untuk tidak memandang sebelah mata dan jangan terkesan pilih kasih dalam hal penyaluran bantuan tersebut sebagaimana layaknya saudara kita di KPA, bila hal ini tidak terakomodir akan menimbulkan persoalan baru, karena KPA dan FORKAB sama-sama korban Konflik dan para Aneuk Syuhada yang mempunyai hak yang sama untuk menjadi perhatian pemerintah khususnya di Aceh, M. ali hasbullah alias dedek menduga slama 18 tahun perdamaian Aceh selalu bantuan salah sasaran makanya persoalan Aceh ini semakin hancur jauh dari harapan semua pihak maka dari itu dipandang perlu evaluasi secara menyeluruh sebab penerima nya itu-itu saja & banyak rekayasa diharapkan pemerintah Aceh juga BRA dapat bekerja secara profesional bukan asal-asalan sehingga tidak menyentuh subtansi persoalan Aceh, tutup dedek.[zbr]