Dalam perjalanannya, SKK Migas menyebut proyek tersebut terdampak cukup hebat oleh situasi pandemi COVID-19 dan membutuhkan waktu enam setengah tahun untuk penyelesaian setelah mendapatkan persetujuan akhir investasi di 2016.
Pada puncak konstruksi, terdapat lebih dari 13.500 pekerja yang terlibat dalam konstruksi proyek yang terletak di wilayah terpencil tersebut dan sebanyak 155 juta jam kerja telah dihabiskan untuk merampungkan proyek.
Baca Juga:
SKK Migas Pastikan Lifting Migas Akhir 2024 Berjalan Optimal dan Efisien
Sementara, EVP Gas and Lowcarbon Energy BP Anja-Isabel Dotzenrath mengatakan Tangguh Train 3 telah beroperasi dengan aman.
Hal itu menandakan fase baru untuk Tangguh LNG dan merupakan capaian yang amat membanggakan untuk BP dan juga para mitra Tangguh.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas kemitraan yang solid dan juga dukungan yang terus diberikan kepada kami sehingga kita bisa sampai di hari ini," katanya.
Baca Juga:
SKK Migas Optimalkan Lifting Akhir Tahun 2024, Siapkan Langkah Strategis untuk 2025
Menurut dia, Tangguh merupakan proyek yang penting untuk BP dan Indonesia. Saat ini, Tangguh akan berkontribusi terhadap sepertiga dari produksi gas Indonesia dan akan berkontribusi secara signifikan dalam menjawab kebutuhan akan energi yang lebih terjangkau dan dapat diandalkan untuk BP.
"Membangun bisnis gas/LNG adalah strategi kami untuk bertransformasi menjadi perusahaan energi terpadu (integrated energy company) yang berinvestasi ke sistem energi hydrocarbon dan kepada pembangunan bisnis rendah karbon yang baru," ujar Anja.
Dari awal operasi, Tangguh telah menciptakan dampak sosial dan ekonomi positif yang signifikan melalui program pengembangan masyarakat yang komprehensif.