SERAMBI.WAHANANEWS.CO, Subulussalam - Sejak insiden kebakaran yang terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024 lalu, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di Kecamatan Simpang Kiri hingga kini belum kembali beroperasi. Kondisi ini menyebabkan beban distribusi BBM di Kota Subulussalam hanya bertumpu pada satu-satunya SPBU yang tersisa, yakni di Kecamatan Penanggalan.
Akibatnya, antrean kendaraan di SPBU Penanggalan nyaris terjadi setiap hari, bahkan hingga memakan bahu jalan selama berbulan-bulan terakhir.
Baca Juga:
Harga BBM Non Subsidi Serentak Turun di Seluruh SPBU
Situasi ini menimbulkan kemacetan dan keluhan dari para pengguna jalan serta masyarakat yang membutuhkan BBM secara cepat dan lancar.
Kota Subulussalam sendiri hanya memiliki dua SPBU resmi, sehingga ketidaksiapan satu unit berpengaruh signifikan terhadap pelayanan distribusi BBM bagi lima kecamatan yang ada.
Saat dikonfirmasi oleh pihak media, manajemen SPBU Simpang Kiri menyampaikan bahwa mereka tengah berupaya agar operasional bisa segera kembali normal.
Baca Juga:
Disperindagkop Kaltim Sediakan Platform Sikomeng untuk Aduan Konsumen dan BBM
“SPBU akan diupayakan beroperasi dalam waktu dekat. Saat ini kendala utama masih dalam proses administrasi dengan pihak Pertamina" ujar Mawardi Kembang, selaku manager kepada media ini, Sabtu (26/4/2025).
Sebagai bentuk komitmen terhadap keselamatan operasional di masa mendatang, pihak SPBU juga menyebutkan akan melengkapi fasilitas keselamatan seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Alat Pemadam Api Berat (APAB) beroda. Tak hanya itu, simulasi penanganan kebakaran juga direncanakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan para petugas.
Masyarakat berharap proses administrasi ini bisa segera dituntaskan agar SPBU Simpang Kiri dapat kembali melayani kebutuhan bahan bakar dan mengurangi tekanan pada SPBU Penanggalan.