Serambi.WahanaNews.co, Subulussalam - Salah seorang Komisaris PT. Bensuli Salam Makmur, Heppy Bancin, menanggapi video viral dari seorang warga Desa Cepu, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Rusin Bancin, yang berusia 56 tahun, yang menuntut ganti rugi atas pengrusakan tanaman sawit.
Heppy menjelaskan bahwa tidaklah benar tanaman sawit warga yang berada disekitar waduk air dirusak oleh pihak perusahaan BSM, melainkan sebenarnya telah terjadi abrasi akibat hujan deras yang menyebabkan beberapa tanaman di pinggir waduk air roboh.
Baca Juga:
Lebih dari Separuh Provinsi Terdampak, RI Alami Deflasi Terpanjang Selama 2024
Dirinya menjelaskan bahwa sebelumnya ada solusi yang ditawarkan perusahaan, namun karena terlalu banyak permintaan dari pihak Rusin, manajemen tidak bisa lagi bekerjasama dengannya.
Permintaan pemilik lahan Rusin Bancin dan saudaranya adalah sebagai berikut:
1. Meminta gaji bulanan sebesar gaji yang diterima oleh security dan berubah sesuai penerimaan security setiap tahunnya, berlaku seumur hidup dan dapat diwariskan.
2. Meminta perusahaan memperbaiki jalan ke lahan di sebelah waduk pabrik agar mobil bisa melewati tanggul.
3. Tidak dipersulit untuk mengambil hasil dari lahan belakang pabrik.
Baca Juga:
Prof Fakhili Gulo Sebut Pertumbuhan Ekonomi Nias Barat Tidak Meningkat: Termiskin di Sumut!
Permintaan tambahan dari keluarga Rusin Bancin:
1. Diangkat menjadi karyawan tetap.
2. Dipindahkan ke stasiun WTP dengan alasan agar dapat menjaga waduk.
3. Menerima gaji pokok sesuai dengan UMP Subulussalam dan disertai dengan slip dan rincian gaji.
Permintaan tambahan saudara laki-laki Rusin Bancin:
1. Menjadi pemasok brondolan ke PT BSM dan tidak dipersulit.
2. Menambahkan satu orang karyawan di bagian operator dimana sebelumnya sudah melamar sebagai operator forklift.
Menurut Heppy, karena permintaan Rusin Bancin dan keluarganya tidak dikabulkan oleh perusahaan, maka spanduk protes naik.
Heppy menegaskan kepada media bahwa tidak ada masalah terkait waduk air tersebut, yang ada hanyalah kepentingan yang tidak dikabulkan.
Heppy menambahkan bahwa semua perizinan perusahaan sangat lengkap, dan untuk perekrutan karyawan, perusahaan sudah mengutamakan warga setempat.
Dari 12 karyawan di pabrik saat ini, hanya 4 orang dari luar daerah, sementara sisanya adalah penduduk desa setempat.
Perawatan jalan juga dilakukan oleh perusahaan. Heppy menyatakan bahwa saat ini tenaga kerja yang meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar telah tertampung.
Heppy berharap dukungan dari semua elemen masyarakat agar perusahaan dapat meningkatkan produktivitas pabrik.
"Saat ini pabrik hanya dapat berproduksi 60 ton per hari, sementara kebutuhan pabrik adalah 300 ton per hari. Jika kebutuhan pabrik terpenuhi, akan terjadi penambahan karyawan", tutup Heppy.
[Redaktur: Amanda Zubehor]