Serambi.WahanaNews.co | Sebanyak 14 pelaku usaha Indonesia yang bergerak di bidang fesyen muslim serta produk halal menandatangani kontrak kerja sama (MoU) dengan buyer Malaysia senilai total USD 4,3 juta atau Rp67,3 miliar.
Kontrak tersebut ditandatangani pada acara penutupan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) di Indonesia Convention and Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten pada Sabtu (22/10) dan disaksikan langsung oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
"Kementerian Perdagangan senantiasa mendorong lebih banyak kerja sama dan transaksi yang dilakukan pelaku usaha fesyen muslim Indonesia dengan para buyer. Ke depannya saya optimis akan lebih banyak kontrak kerja sama dengan buyer internasional lainnya,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, penyelenggaraan JMFW selama 3 hari pada 20--22 Oktober 2022 yang diadakan bersamaan dengan gelaran Trade Expo Indonesia ke-37 pada 19--23 Oktober 2022, terbukti telah mampu membantu pelaku usaha mendapatkan buyer dari dalam dan luar negeri.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menambahkan, sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pelaku utama pada industri fesyen muslim dan produk halal lainnya.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
“Saya optimistis Indonesia dapat menguasai pasar produk halal dunia dan mewujudkan target sebagai pusat produsen produk halal dunia tahun 2024,” ungkap Didi.
JMFW, lanjut Didi, hadir sebagai salah satu platform pengembangan fesyen muslim Indonesia yang diinisiasi Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia guna mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia.
“JMFW diharapkan dapat menjadi wadah yang merangkul pihak-pihak terkait, tidak hanya unsur kementerian dan lembaga, tetapi juga akademisi, desainer, asosiasi, industri fesyen dan industri penunjangnya (kosmetik, aksesori, dan alas kaki), serta media untuk mewujudkan misi dimaksud,” pungkas Didi.[gab]