Katanya, pasokan tersebut salah satunya disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya dengan kapasitas berkapasitas 2 x 100 megawatt (MW) dan PLTMG Arun dengan daya 430 MW.
“Apalagi pada tahun 2023 mendatang akan ada tambahan pembangkit Nagan Raya 3 dan 4, sebesar 2x200 MW dan juga PLTA Peusangan sebesar 88 MW,” tambahnya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Dalam kesempatan tersebut, Novriandi juga menjelaskan tentang sejumlah tower listrik tegangan tinggi yang kondisinya terancam roboh akibat aktifitas penggalian tanah di sekitar tapak penyangga tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
Tower tersebut terancam roboh karena penggalian dan pengambilan tanah urukan di sekitar tapak penyangga tower.
Masyarakat tidak menggali langsung tanah di areal tapak tower yang telah dibebaskan PLN, tetapi mengeruk tanah di areal sendiri dan di garis batas tapak tower.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Masyarakat menggali dan mengambil tanah di dalam area miliknya sendiri, namun karena digali hingga garis batas tapak tower maka berpotensi terjadi longsor akibat tergerus,” ujarnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki siap mendukung dan mencari jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dalam Kunjungan tersebut General Manager UIW Aceh didampingi oleh Senior Manager Keuangan, Anas Kurniawan dan Senior Manager Distribusi, Eddy Saputra, dan Manajer Komunikasi dan Tjsl Ridwan Saputra memaparkan kondisi kelistrikan di Aceh.[gab]