Serambi.WahanaNews.co, Banda Aceh - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut sebanyak 80 jiwa warga Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh harus mengungsi akibat kebakaran besar yang terjadi di daerah itu pada Sabtu (27/01/24), pagi.
Kepala Pelaksana BPBA Ilyas di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan korban terdampak dalam peristiwa kebakaran di Desa Kota Blangkejeren, Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues itu sebanyak 80 jiwa dalam 22 kepala keluarga (KK).
Baca Juga:
Kejari Gayo Lues Musnahkan Barang Bukti Narkoba
“Korban untuk sementara mengungsi di tenda pengungsian dan di gedung balai musara,” kata Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA.
Ia menjelaskan, kebakaran pemukiman warga tersebut terjadi pada Sabtu (27/1) sekitar pukul 04.00 WIB. Pihak yang berwajib masih menyelidiki terkait penyebab kejadian.
Dampak dari peristiwa itu, lanjut Ilyas, sebanyak 18 unit rumah penduduk hangus terbakar sehingga rusak berat, serta empat unit rumah rusak ringan. Beruntungnya, kata dia, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Baca Juga:
Kapolres Gayo Lues Hadiri Pemusnahan Barang Bukti di Kejari
Saat kejadian, BPBD Gayo Lues mengerahkan sebanyak tujuh unit armada mobil pemadam kebakaran (damkar) ke lokasi kejadian untuk melakukan pemadaman dan melakukan pembersihan puing-puing sisa kebakaran.
“Api berhasil dipadamkan pada pukul 06.30 WIB,” kata Ilyas.
Sebelumnya, BPBA menyebut kebakaran pemukiman masih menjadi bencana yang paling dominan terjadi di provinsi berjulukan Tanah Rencong itu.
Pada 2023 lalu, pihaknya mencatat ada 418 kejadian bencana alam melanda wilayah Aceh, dan didominasi kebakaran pemukiman yang mencapai 149 kejadian, dengan dampak kerugian sekitar Rp87 miliar.
Kendati demikian, kata Ilyas, kebakaran pemukiman mengalami penurunan selama 2023 yakni dari 153 kejadian pada tahun 2022 menjadi 149 kejadian.
”Tentunya ini merupakan hasil kerja sama kita bersama dalam meningkatkan mitigasi bencana, sehingga angka kejadian bencana masih bisa kita turunkan tiap tahunnya,” ujarnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]