SERAMBI.WAHANANEWS.CO, Banda Aceh - Para pelaku usaha rokok di Aceh menyatakan bahwa produksi hasil olahan tembakau terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, seiring dengan bertambahnya jumlah konsumen dari berbagai daerah di provinsi ujung barat Indonesia.
"Rokok yang kami produksi dalam tiga tahun terakhir meningkatkan. Peningkatan ini karena semakin banyaknya peminat rokok yang kami produksi," kata Amiruddin, pemilik usaha Haba Rokok, di Aceh Besar, Sabtu (15/3/2025).
Baca Juga:
Bea Cukai Aceh Musnahkan 1.765 Karung Bawang Merah Ilegal
Haba Rokok merupakan usaha pelintingan rokok di Gampong Lambeugak, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar. Usaha ini masih berskala industri rumahan. Rokok yang diproduksi masuk manual, menggunakan tangan.
Amiruddin mengatakan usaha pelintingan rokok tersebut mulai dirintis pada 2021 dengan produksi awal hanya 2.000 batang per hari dengan pekerja enam orang dari warga sekitar.
"Awal-awalnya, tidak terlalu banyak karena rokok yang kami produksi belum dikenal. Rokok yang kami produksi jenis kretek. Promosi yang kami lakukan melalui media sosial, spanduk, dan lainnya. Promosi juga tidak terlalu intens," katanya.
Baca Juga:
DLH Aceh Selatan Dorong Desa Kelola Sampah Mandiri untuk Kurangi TPA
Seiring perjalanan waktu, kata dia, Haba Rokok mulai dikenal masyarakat, sehingga produksi terus meningkatkan pada tahun kedua meningkatkan menjadi 6.000-an per batang, dan kini mencapai 20 ribuan per batang.
Sedangkan pekerja di awal produksi enam orang, terus bertambah menjadi 10 orang. Kini, Haba Rokok mempekerjakan 18 orang, terdiri 14 orang sebagai pelintingan dan empat orang di bagian pengepakan.
"Wilayah pemasaran hampir di semua kabupaten kota di Aceh. Pasar yang belum kami masuki hanya Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, di dua daerah itu belum ada agen kami," kata Amiruddin.