Dari jumlah tersebut pertumbuhan biaya produktif tercatat sebesar 31,14 persen di banding tahun sebelumnya. Pertumbuhan pembiayaan sehat dibarengi oleh rasio pembiayaan bermasalah atau NPF di angka yang sangat terjaga dengan rasio 0,96 persen.
Adapun DPK Bank Aceh tercatat sebesar Rp22,9 triliun dengan komposisi dana murah sebesar 70 persen.
Baca Juga:
Erick Thohir Rombak Komisaris PLN, ALPERKLINAS Harapkan Pelayanan Terbaik untuk Konsumen Listrik
Said mengatakan capaian kinerja Bank Aceh ini dapat diraih lantaran transformasi digital dan didorong oleh dukungan dan sinergi oleh pemangku kepentingan terkait.
"Transformasi digitalisasi juga menjadi kunci untuk pencapaian strategi bisnis Bank Aceh,” katanya.
Adapun, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Aceh di tahun 2022 mengagendakan pertanggungjawaban pengurus tahun buku 2022, rencana Bisnis Bank Tahun 2023, dan sejumlah usulan seperti menyetujui setoran modal tahun 2022, alokasi laba dan pembagian deviden.
Baca Juga:
RUPS PLN Tetapkan Empat Komisaris Baru dan Perpanjang Dua Jabatan Direksi
Dalam pelaksanaannya, seluruh pemegang saham menyetujui keputusan di dalam RUPS Bank Aceh.
“Kami memberikan apresiasi sekaligus ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh pemegang saham, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan yang selama ini telah memberikan dukungan bagi Bank Aceh,” demikian Said.[zbr/antara]