WahanaNews Serambi | Foto Gubernur Aceh Nova Iriansyah saat berbincang dengan Presiden Jokowi menjadi viral di sejumlah platform media sosial.
Foto yang dijepret pada Kamis (16/09/2021) tersebut jadi bahan perbincangan netizen dan kemudian viral di media sosial gegara sikap berdiri Gubernur yang dinilai "unik" dari biasanya.
Baca Juga:
Prestasi Spektakuler: Praka Ronal Siahaan Harumkan Indonesia di Cage Warrior 165, AS
Tokoh Adat Aceh yang juga Penasehat Lembaga Majelis Adat Aceh (MAA) periode 2021-2026, Azhari Basar menyorotinya sekaligus memberikan tanggapan pendapat.
1. Gestur Nova Iriansyah Tak Berlebihan
Azhari menilai gestur tubuh Gubernur Aceh saat berbincang di hadapan Presiden Republik Indonesia yang viral di media sosial, merupakan hal yang wajar dan tidak berlebihan.
Baca Juga:
Nova Iriansyah Dicap Gubernur Aceh Terburuk Sepanjang Sejarah
Menurutnya sudah semestinya bersikap dengan posisi yang demikian, di hadapan pimpinan dan juga orang tua bangsa.
2. Sesuai Adat Aceh
Azhari Basar menyebut gestur Gubernur sesuai dengan adat Aceh,
"Itu bukan hal tabu dan aneh. Adat kita Aceh sendiri demikian, tapi ini yang dilupakan generasi saat ini,” kata Azhari Basar kepada awak media massa menanggapi foto Gubernur Aceh bersama Presiden RI yang diviralkan segelintir orang, di Banda Aceh, Senin, (20/09/2021).
3. Heran Ada yang Menilai Negatif
Dikutip Serambinews.com dari laman humas.acehprov.go.id, Azhari merasa heran dengan komentar beberapa orang di media sosial, yang menilai sikap gubernur tersebut sebagai hal berlebihan dan bahkan dianggap negatif.
Padahal, kata dia, sikap demikian merupakan bentuk ta’dzim dan menjadi adat serta reusam budaya Aceh yang menghargai sekaligus takzim terhadap pimpinan.
4. Gestur Menunjukan sikap Hormat pada yang Dituakan
Menurut Azhari, sikap ta’dzim dan hormat kepada orang yang dituakan, justru kini mulai pudar di kalangan masyarakat Aceh. Utamanya generasi muda.
“Memang budaya ta’dzim sudah makin tergerus dari masyarakat kita yang terkesan mengarah egaliter.
Saya kira lembaga adat dan tokoh-tokoh masyarakat perlu turun tangan untuk meluruskan hal ini. Seperti kata nadham Aceh; ‘pang ulee nanggroe wajeb tasanjong, bek sampe teulhon adat budaya’,” kata Azhari.
Lebih lanjut, Azhari mengapresiasi sikap gubernur Aceh yang menunjukkan ta’dzim dan hormat kepada pimpinannya.
“Sejauh ini tidak berlebihan saya pikir dan kita tahu postur tubuh pak gubernur lebih tinggi sedikit dari pak Jokowi sehingga terkesan pak gubernur seperti sedikit membungkuk, mungkin ini yang dianggap beberapa orang berlebihan.
Tapi menurut saya itu wajar di hadapan orang yang dituakan,” ujar Azhari.
Azhari berharap, Gubernur Aceh selalu dalam keadaan sehat. Ia berharap gubernur tetap konsisten dengan sikap ta’dzimnya kepada pimpinan negara, ulama dan orang yang dituakan lainnya di negeri ini.
Jangan lengah
Saat memberikan pengarahan kepada Gubernur dan Forkopimda Aceh serta forkopimda kabupaten/kota se-Aceh, di Anjong Mon Mata, Kompleks Meuligoe Gubernur Aceh, Kamis (16/09/2021), Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak untuk tidak pernah lengah dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Lakukan penanganan pandemi Covid-19 dengan kolaborasi lintas sektor dan penuh kehati-hatian. Jangan lengah, tetap waspada. Jika tidak, maka tren kasus yang sudah melandai saat ini akan kembali meningkat dan berpengaruh terhadap perekonomian kita," kata Presiden dalam acara yang diikuti forkopimda kabupaten/kota se-Aceh secara virtual di daerah masing-masing.
Saat ini, menurut Jokowi, adalah masa yang tidak mudah. “Pandemi benar-benar menjatuhkan perekonomian. Tidak hanya kita, tapi perekonomian dunia benar-benar terpuruk akibat Covid-19. Karena itu, penanganannya harus kita lakukan secara bersama, terukur, dan penuh kehati-hatian. Jangan lengah, tetap waspada, meski saat ini tren kasus menurun,” ulang Presiden.
Kepala Negara menambahkan, jika tren kasus Covid-19 tidak turun, maka perekonomian akan jatuh. Karena semua sektor akan terimbas, lanjut Jokowi, berbagai upaya pengetatan dan pembatasan harus dilakukan oleh pemerintah.
Presiden Jokowi juga mencontohkan kasus di Amerika Serikat (AS), dimana masyarakatnya sudah 60 persen divaksin. Namun, karena lalai dan lengah, saat ini tren Covid-19 di sana mulai meningkat lagi menjadi di atas 100 ribu kasus per hari.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi mengingatkan Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota se-Aceh untuk meningkatkan realisasi serapan anggaran. “Pemerintah Pusat melalui APBN sudah menginjeksi semua sektor, BLT, UMKN, dan lain sebagainya. Semua sudah kita salurkan.
Hal ini tentu akan lebih baik lagi jika dibantu dengan peredaran APBA dan APBD (APBK) di masyarakat. Dengan makin banyak uang yang beredar di masyarakat, maka sektor-sektor ekonomi akan menggeliat,” ungkap Jokowi.
Sebelum menghadiri pertemuan di Anjong Mon Mata, Presiden Jokowi terlebih dulu meninjau program vaksinasi door to door (dari pintu ke pintu) yang digagas Badan Intelijen Negara (BIN) di Desa Lambro Bileu, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, pagi kemarin.
"Hari ini (kemarin-red), saya bersama dengan Bapak Kepala BIN, Pak Gubernur Aceh, melakukan program vaksinasi door to door, dari pintu ke pintu untuk memastikan ada percepatan vaksinasi di Provinsi Aceh," kata Presiden Jokowi didampingi Kepala BIN, Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, dan Gubernur Aceh, Ir H Nova Iriansyah MT, seusai meninjau pelaksanaan vaksinasi terhadap 10 keluarga di desa tersebut.
Presiden juga menginginkan agar Aceh memacu percepatan vaksinasi guna menciptakan kekebalan komunal untuk menghambat penyebaran Covid-19. Salah satu cara untuk mempercepat vaksinasi, kata Jokowi, adalah melalui program vaksinasi door to door dengan memberi pelayanan langsung dan cepat, agar semakin banyak masyarakat yang tervaksin.
Kemudian, Presiden Jokowi yang ikut didampingi Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, melakukan peninjauan vaksinasi massal di Dayah Istiqamatuddin Darul Muarif, yang berada di desa dan kecamatan yang sama. [Tio]