Serambi.WahanaNews.co | Presiden mahasiswa (Presma) Sekolah tinggi ilmu tarbiyah Hamzah Fansuri (STIT HAFAS) meminta Disperindagkop Evaluasi Kelangkaan dan Kenaikan harga minyak goreng, Sabtu, (12/2/2022).
Harga eceran minyak goreng ditingkat pedagang kota Subulussalam melambung tinggi dari harga normal yang awalnya Rp 13.000/kg sekarang mengalami kenaikan yang drastis menjadi Rp 20.000/kg bahkan lebih.
Baca Juga:
Reza Fahlevi: Pemkot Subulussalam Tidak Jujur dan Transparan
Masjar Koni Bancin selaku Presiden Mahasiswa (Presma) STIT HAFAS (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri) saat jumpa Pers mengatakan, “Melonjaknya harga minyak goreng membuat warga kewalahan dan sangat membebani ekonomi rumah tangga menengah ke bawah hingga pelaku usaha terutama disektor mikro,”
Terlebih, kenaikan ini tidak sebanding dengan pemasukan masyarakat saat ini, Jelasnya kepada Wahananews.co
Masjar Koni Bancin juga berharap agar pemerintah setempat mengevaluasi kelangkkan dan ketidakstabilan harga minyak di Kota Subulussalam.
Baca Juga:
Agenda Kunjungan Tim Wasev Mabes AD ke Lokasi TMMD 118 Kodim/0118 Subulussalam
“Jadi harapan kami agar Disperindagkop segera mengevaluasi terkait kelangkaan dan tidak stabilnya harga minyak goreng di Kota Subulussalam ini,” kata Masjar Koni Bancin.
“Karena kita sangat sedih melihat banyaknya masyarakat yang sudah bolak-balik mengelilingi kota Subulussalam untuk mencari minyak goreng, dan memicu antrian panjang saat membeli minyak goreng bantuan menteri dengan harga 14.000 per liternya beberapa waktu yang lalu di beberapa minimarket dan toko di kota Subulussalam," kata Masjar Koni Bancin.
Masjar Koni Bancin juga berpesan kepada Pemkot Subulussalam, jika tidak ada perubahan dalam kurun waktu 5 hari kedepan, mereka akan membangun konsolidasi seluruh elemen mahasiswa, pemuda, pelajar dan masyarakat untuk menyuarakannya di kantor Disperindagkop.