Kemudian bidang pertanian tanaman pangan, perikanan dan kelautan, peternakan, perkebunan dan kehutanan, pengadaan pangan, logistik, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal daerah dan ketahanan pangan.
Ketika remaja, pria asal Paya Bakong itu sudah mulai belajar hidup mandiri.
Baca Juga:
Gara-gara Utang Rp90 Juta, Pedagang Bakso Lhokseumawe Ditembak Mati
Ia juga menjadi pedagang kain di pusat kecamatan pada hari pekan.
Kemudian tahun 1999, ia mulai bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Suami Yenni itu mulai mengikuti latihan militer selama enam bulan di kawasannya.
“Banyak hal yang diajari dalam latihan itu, seperti latihan fisik, kemudian cara menembak dan bongkar pasang senjata api dengan cepat, dan cara bergerilya dalam rimba,” ujar Muhammad Yusuf.
Baca Juga:
Angin Puting Beliung Terjang Aceh Utara, 166 Rumah Warga Rusak dan Puluhan Lapak Porak-poranda
Namun, karena terbiasa mengatur keuangan, lantaran pernah menjadi pedagang, ia ditunjuk menjadi Keuangan Sagoe Cut Meutia.
Tugasnya adalah mengatur keuangan untuk personel termasuk pembelian senjata api.
“Saat itu kemana-mana saya bawa uang dalam tas ransel dengan senjata pistol dan dikawal beberapa personel,” ungkap Muhammad, yang juga termasuk dalam tim ekonomi daerah dan pelayanan medis terhadap personel GAM.