WahanaNews-Aceh I Suami-istri petani Pepaya Madu di Desa Kuta Tengah kecamatan Penanggalan kota Subulussalam, tak patah semangat walaupun dimasa pandemi.
Dikunjungi, Sabtu (18/9/2021) Sapri Angkat dan Istrinya Lisda Malau menceritakan di kebun Pepaya miliknya ada sebanyak 300 batang dengan masa panen 7 bulan.
Baca Juga:
Ribuan Relawan dan Simpatisan Antar Pasangan Fajri Munthe - Karlinus Mendaftar ke KIP Subulussalam
1 batang pohon Pepaya sedikitnya menghasilkan 4 Kg. Setelah penen perbulannya dapat menghasilkan Rp 3 juta perbulannya,
“Itu pun tidak rutin sebab di masa Covid 19 ini harga jual sangat merosot bang, harga penolakan (borongan) saja kadang 5000 perkilonya kadang jatuh harga, ketimbang busuk tak laku, mending kita jual terus yang penting jadi uang,” ungkap Sapri.
Sapri Angkat sangat mengharapkan dukungan dan bantuan dari pemerintah pemko Subulussalam melalui dinas pertanian, agar dapat dibantu khususnya bagian obat-obatan hama, pupuk dan bibit.
Baca Juga:
AMM SAKA Meminta PKS di Subulussalam Tidak Menerima TBS Dari PT. Laot Bangko
“Kami sangat berharap sekali bantuan dari pemerintah apa lagi di masa Covid 19 ini sangat sulit, payah untuk dijelaskan,” tutupnya. (tum)