Serambi.WahanaNews.co | Amirul Chaniago selaku pemuda Subulussalam Barat kecamatan Simpang, sangat menyayangkan sistem tarif parkir elektronik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang terletak di desa Subulussalam barat,yang hampir sama seperti di mall atau pusat perbelanjaan di kota-kota besar.
Sebab, selain hitungan pembayaran besaran parkir sudah di terapkan berdasarkan waktu, saat kendaraan keluar masuk harus tetap di berikan beban meski keluarga pasien yang mendampingi, juga keluarga pasien yang menjenguk hanya cuma dengan waktu yang sebentar. Juga dikenakan pembayaran dengan menggunakan waktu, yang di nilai sangat kurang tepat dan terkesan hanya memanfaatkan orang susah dan juga orang sakit, untuk meraih keuntungan.
Baca Juga:
Terkait Beredarnya Video Berisi Komplain Pasien, Ini Penjelasan Humas RSUD
"Seharusnya keluarga yang mendampingi pasien dikasih kartu khusus untuk keluar dan cukup membayar sekali", ucap Amirul Chaniago, Kamis (03/08/23).
Bahkan ditambahkannya, kebijakan ini belum tepat untuk Kota Subulussalam karena masyarakatnya belum mempunyai pendapatan ekonomi yang besar.
Begitupun terang Amirul Chaniago, RSUD ini merupakan sebagai sarana masyarakat berobat. Serta pasien yang berobat banyak dengan kondisi tidak mampu yang hanya mengandalkan BPJS.
Baca Juga:
Sobirin Hutabarat Komitmen Menghadirkan Listrik Subsidi untuk Masyarakat
"Kebijakan seperti ini, tentunya membuat beban tambahan bagi masyarakat." Ujar Amirul.
Padahal, fungsi dan tujuan hadirnya rumah sakit milik daerah harusnya bisa membantu masyarakat sakit.
Bukan dengan biaya-biaya tambahan menjadi beban tersendiri bagi pasien dan keluarga pasien ketika hendak berobat dan berkunjung.