Serambi.WahanaNews.co | Yayasan Advokasi Rakyat Aceh Perwakilan Subulussalam Ketua Edi Syahputra Bako sangat menyayangkan sistem tarif parkir Elektronik di RSUD Subulussalam yang hampir sama seperti di mall atau pusat perbelanjaan, dimana hitungannya bayar per jam dan setiap keluar masuk harus tetap bayar, walaupun keluarga pasien yang mendampingi hanya mengambil barang kebutuhannya sebentar dan dia harus bayar setiap keluar, sampai edy kepada awak media ini, Sabtu (29/07/23).
Ini sangat tidak baik dan terkesan memamfaatkan orang susah untuk mencapai sebuah keuntungan, seharusnya keluarga yang mendampingi pasien dikasih kartu khusus untuk keluar dan cukup membayar sekali.
Baca Juga:
DPRD Kotabaru Paripurnakan Usulan Tambahan Propemperda 2024 pada Masa Persidangan I
Semestinya Kebijakan ini belum tepat karena daerah kita tidak sama dengan kota metropolitan yang jauh lebih maju karena dan masyarakatnya sudah mempunyai pendapatan ekonomi besar.
Lagi-lagi, Edy menyampaikan bahwa rumah sakit umum itu tempat masyarakat berobat, dimana mereka berobat banyak dengan kondisi tidak mampu yang mengandalkan BPJS, bahkan untuk mendampingi keluarganya berobat pun dia sudah susah biayanya.
"Untuk itu jangan tambah susah masyarakat dengan sistem parkir seperti itu, rumah sakit milik daerah harusnya bisa membantu masyarakat yang susah bukan malah menyusahkan masyarakat dengan biaya-biaya tambahan seperti ini", jelas Edy.
Baca Juga:
Faisal: Wali Kota Definitif Pasca Pilkada Bisa Inovatif Dongkrak Pendapatan Asli Daerah
"Dalam hal ini kita meminta Pemerintah Kota Subulussalam yaitu Wali kota untuk menstop sistem parkir tersebut dan mengkaji ulang sistem parkir yang baik. Kalau mau mendapatkan PAD dengan memanfaatkan masyarakat yang lagi kesusahan itu kebijakan yang tidak tepat, cari cara yang lebih bermartabatlah, karena masih banyak kekayaan sumber daya alam Negeri Sada Kata ini yang bisa dikelola untuk sumber pendapatan daerah." Tutup Edy.[zbr]