WahanaNews-Serambi | Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Barat mencatat kerugian akibat bencana alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di daerah tersebut, mencapai Rp35 miliar lebih.
“Dari hitungan sementara yang kita lakukan, kerusakan infrastruktur akibat bencana alam di Aceh Barat mencapai Rp35 miliar,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Barat, DR Kurdi di Meulaboh, Senin (8/5/23).
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
Adapun kerusakan tersebut, kata Kurdi, Jalan Sarah Peureulak- Kajeung tepatnya di Geudong ambles jalan kurang lebih 100 meter, perkiraan penanganan kurang lebih Rp450 juta termasuk talud.
Rencana untuk penanganan darurat ini lokasi ini, kata dia, akan dilakukan membuat lantai daerah patahan dan menambah timbunan supaya dapat dilalui.
“Tim kita sedang ke lokasi," kata Kurdi.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
Kerusakan lainnya yaitu Jembatan Gantung Kajeung – Tungkop dengan panjang 120 meter sementara belum dapat dilalui, dan perlu di rehab berat. Perkiraan kerugian sementara sebesar Rp400 Juta.
Untuk penanganan darurat atas kerusakan jembatan Kajeung-Tungkop tersebut, kata dia, akan dilakukan untuk penanganan darurat berupa perbaikan lantai dan bagian bawah jembatan sehingga bisa di lalui kembali.
Longsor badan jalan, kata dia, juga terjadi di ruas jalan kabupaten Pasie janeng - Paya Baro tepatnya Desa Gampong Baro WT sepanjang kurang lebih 200 meter, dan rencananya dilakukan pemindahan trase dengan kebutuhan anggaran Rp600 juta.
Sedangkan untuk tebing, kerusakan erosi Krueng Woyla di bawah balai, butuh anggaran Rp7-10 miliar, dan penanganan darurat di buka trase baru sementara agar akses jalan tersebut dapat dilalui.
Kemudian di Pasie Sira, Kecamatan Pante Ceurmen, Kabupaten Aceh Barat juga menyebabkan erosi yang sangat parah dengan panjang erosi lebih 250 meter. Kerusakan ini, kata dia, juga telah dilakukan survei oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), BPBD dan PUPR Aceh, dan diusulkan ke BNPB sebesar Rp15 miliar.
Erosi, kata dia, juga terjadi di Alue kemang, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp8 miliar. Erosi ini sebutnya juga telah di survey oleh BPBA, BPBD dan PUPR dan telah diusulkan ke BNPB.
Sedangkan untuk kerusakan di ruas Jalan Tutut-Geumpang (lintas Aceh Barat-Pidie), kata Kurdi, terdapat tiga lokasi kerusakan badan jalan diantaranya di kilometer 78 longsor badan jalan, kedua di simpang Beibon yang mengalami patahan sehingga sangat sulit dilalui.
Kemudian yang ketiga yang terbaru di simpang Lancong mengalami longsor badan jalan, dan dengan estimasi kebutuhan biaya yang dibutuhkan untuk penanganan nya sebesar Rp6 miliar.
“Kita berharap kerusakan ini sepenuhnya dapat ditangani oleh pemerintah pusat melalui dana APBN dan Pemerintah Aceh melalui APBA,” kata Kurdi mengharapkan.[zbr]