WahanaNews-Serambi | Ketua Kelompok Tani Napa Silak ,desa Penanggalan Barat Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam ,merasa resah dengan isu ada nya Pembangunan Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA ) dengan informasi Yang akan di bangun di hulu sungai Lae Kombih dalam jangka waktu dekat ini.
Sahbudiyono sebagai ketua KopTan Napa Silak yang beranggotakan lebih kurang 50 KK dan memiliki lahan puluhan ha.
Baca Juga:
Mega Proyek PLTA Jatigede Rampung, Siap Suplai Listrik ke Jawa-Bali
Disekitar desa Penanggalan Barat ,dimana para anggota KopTan itu yang notabene menggantung hidup nya dari hasil pertanian Padi yang dimaksud, Budiyono tidak mampu menampung kisah keluh dari para petani yang saat ini dirundung kegelisahan akibat dari ada nya isu akan dibangun nya PLTA dihulu sungai yang dimaksud.
Namun demikian Budiyono yang sengat menyayang kan sistem kinerja dari pihak Pokja sebagai satker pengendali di lapangan hingga saat ini tidak ada nya informasi Dampak positif dan Negatif nya kepada masyarakat sekitar terutama di pinggiran aliran sungai Lae Kombih akibat adanya proyek PLTA yang dimaksud terutama para masyarakat Petani kami pungkas Budiyono.
Mengingat selama ini Pengairan lahan persawahan Napa Silak yang berada tepat nya disisi sungai LAE KOMBIH, pada saat musim kemarau benar-benar tergantung kepada sungai Lae Kombih tersebut, sehingga dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap Lahan Persawahan kami nantinya.
Baca Juga:
100 Tahun Beroperasi, PLTA Bengkok Jadi Bukti Perjalanan Panjang PLN Gunakan EBT
Padahal program Bapak Presiden Joko Widodo dan juga Pemerintah Pusat selama ini sangat memprioritas kan Peningkatan Program Swasembada Pangan terutama dibidang pertanian Padi, untuk itu kami harap kepada pihak yang terlibat di dalam proyek tersebut untuk dapat memikirkan dan mempertimbangkan seluruh keluhan masyarakat sekitarnya yang berdampak langsung dan terutama para petani yang kami maksud.
Disisi lain kami sebagai warga Kota Subulussalam sangat mendukung ada nya Program Pembangunan Proyek Nasional yang dimaksud, dan tidak ada bermaksud untuk menghalang-halangi Investor yang sudah ingin menanam kan modalnya di kota Subulussalam dengan harapan kami juga, pihak Investor sekaligus pemerintah kota Subulussalam harus mengutamakan nasib petani persawahan kami tegas Budiyono.[zbr]