Belum lagi perilaku penggunanya.
Masih jamak ditemukan perilaku buruk pengguna WC umum, manajemen perawatan buruk, serta penyediaan fasilitas yang terkesan asal-asalan sehingga cepat rusak.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Hal ini berkorelasi dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) yang masih dipraktikkan sebagian warga, termasuk di Jakarta dan sekitarnya.
Dari data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, akses warga Jakarta terhadap jamban sudah mencapai 97,80 persen atau tertinggi se-Indonesia.
Namun, masih ada 50.015 keluarga yang sehari-hari BABS.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
Secara nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, akses publik terhadap fasilitas sanitasi yang layak dan aman pada 2020 adalah 79,53 persen.
Meskipun demikian, persentase sanitasi aman jauh lebih kecil dibandingkan sanitasi layak, yakni kurang dari 10 persen.
Jadi, walau ada perbaikan dari tahun ke tahun, pekerjaan rumah Indonesia mewujudkan toilet dan sanitasi bersih untuk semua warganya masih menumpuk.