Dalam pernyataannya, Lukman Edy menuduh bahwa dalam usia 26 tahun, PKB telah kehilangan ruh perjuangan, terjebak dalam kepemimpinan sentralistik, dan kian menjauh dari nilai-nilai yang diwariskan oleh Gus Dur.
Asmardin, selaku Sekretaris DPC PKB, menambahkan bahwa tuduhan Lukman Edy yang menyebut PKB telah meninggalkan warga Nahdliyin sebagai objek utama perjuangan partai sangat menyakitkan.
Baca Juga:
Sugeng Riyanta, Menantang Badai Fitnah Ditengah Misi Kemaslahatan Ummat
"Kami tegaskan bahwa PKB, baik di level pusat maupun daerah, tidak pernah meninggalkan warga NU dalam perjuangan, baik dalam kebijakan maupun program," tegas Asmardin.
Asmardin juga menyebut bahwa di tingkat pusat, legislator PKB memperjuangkan lahirnya UU Pesantren dan Dana Abadi Pesantren.
"Di Aceh, kami konsisten mengawal program peningkatan SDM Dayah dan Pondok Pesantren serta pembangunan infrastrukturnya. Semua itu untuk Nahdliyin. Tuduhan meninggalkan Nahdliyin itu sangat menyakitkan," ujarnya.
Baca Juga:
Terkait Pencemaran Nama Baik dan Fitnah, Febrica akan Laporkan V ke Polrestabes Medan
Asmardin menambahkan bahwa Lukman Edy tidak layak menuding PKB telah kehilangan semangat yang diwariskan oleh para ulama pendahulu, termasuk para muassis PKB. Menurutnya, PKB tetap konsisten memperjuangkan nilai-nilai Islam ahlus sunnah wal jamaah sebagai basis inspirasi dalam merumuskan kebijakan dan program pro-rakyat.
[Redaktur: Amanda Zubehor]