Serambi.WahanaNews.co, Banda Aceh - Sebanyak dua nelayan asal Aceh yang hanyut ke Malaysia karena rusak mesin kapal akhirnya dipulangkan. Keduanya telah tiba di rumah masing-masing.
"Pemulangan dua nelayan ini difasilitasi Konsulat Jenderal RI (KJRI) Penang. Keduanya dipulangkan pada Minggu kemarin menggunakan penerbangan Lion Air (JT133) Rute Penang-Kualanamu dan telah tiba di Bandara Kualanamu Medan sore kemarin," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (KKP) Aceh Aliman kepada wartawan, Senin (26/2/2024).
Baca Juga:
Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Timur Bekali Kader Ulama untuk Masa Depan
Kedua nelayan tersebut adalah Zuhdi asal Desa Lancang Barat, Kecamatan Dewantara,Aceh Utara, dan Asnawi asal Desa Meudang Ara, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur.
Menurut Aliman, kepulangan kedua nelayan di bandara disambut Tim Stasiun Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Belawan.
Setelah itu keduanya dipulangkan ke Aceh menggunakan bus. Biaya pemulangan ke kampung halaman masing-masing ditanggung Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Provinsi Aceh.
Baca Juga:
Polres Aceh Timur: 150 Personel Amankan Penghitungan PSU Pemilu 2024
"Mereka selanjutnya diantar ke keluarga masing-masing yaitu di Aceh Utara dan Aceh Timur," jelasnya.
Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek mengatakan, kedua nelayan telah kembali berkumpul dengan keluarga setelah tiba pagi tadi. "Mereka tiba di rumah masing-masing sekitar pukul 05.00 WIB subuh tadi," jelas Miftach saat dimintai konfirmasi terpisah.
Sebelumnya, sebanyak dua nelayan asal Aceh diselamatkan polis marin Malaysia setelah beberapa hari terkatung-katung di laut. Mereka hanyut ke negeri jiran akibat kerusakan boat.
Kedua nelayan tersebut adalah Asnawi asal Ule Reubek dan Zuhdi asal Krueng Geukueh. Keduanya berangkat melaut menggunakan boat tep-tep berukuran 3 GT dari perairan Krueng Geukueh sekitar sekitar lima sebelum diselamatkan polis marin pada Kamis (1/2/2024).
"Ketika sedang melaut baut mesin patah keempatnya. Mesin boat sempat diikat menggunakan tali tapi tidak tahan putus," kata Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek kepada wartawan, Senin (5/2/2024).
Menurut Miftach, kedua nelayan memilih menghanyutkan diri bersama kapal mengikuti arus dan angin laut. Mereka akhirnya diselamatkan polisi marin di perairan Kedah, Malaysia.
Keberadaan keduanya disebut awalnya diketahui warga Aceh yang menjadi pengusaha ikan di Keudah. Saat ditemukan keduanya tidak membawa identitas apapun.
"Kebetulan sampai di Kedah diketahui oleh warga Aceh dari Kembang Tanjung bernama Yasin bin Bukhari yang sudah lama 17 tahun berada di sungai petani Kedah berprofesi sebagai toke ikan. Ke-2 nelayan Aceh itu di jamin oleh Yasin," jelas Miftach.
[Redaktur: Amanda Zubehor]