Serambi.WahanaNews.co, Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Aceh tumbuh sebesar 5,17 persen pada triwulan III-2024 secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution di Banda Aceh, Selasa (5/11/2024), mengatakan salah satu yang mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan ketiga ini ialah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara.
Baca Juga:
Paslon Gubernur PDIP Steven Kandouw-Denny Tuejeh Janjikan Program Unggulan Majukan Sulut
“Jadi penyelenggaraan PON tidak hanya di bulan September, tetapi juga aktivitas ekonomi sebelum dan sesudah penyelenggaraan PON. Tentunya ini memberikan nilai tambah, dan dihitung mempengaruhi kinerja ekonomi Aceh triwulan ketiga,” kata Riswan.
Ia menyebut pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan ketiga ini juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional periode yang sama yakni sebesar 4,95 persen secara tahunan.
Begitu juga, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan ketiga secara quarter to quarter/q-to-q yang juga tumbuh 2,06 persen dibanding bulan triwulan kedua 2024. Capaian ini juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 1,50 persen secara q-to-q.
Baca Juga:
BPKD Rejang Lebong Sebut Realisasi PAD Tahun 2024 Capai Rp46,60 Miliar
“Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Aceh, dimana melampaui kinerja pertumbuhan ekonomi secara nasional. Mudah-mudah ini menjadi pesan bagi kita semua Aceh bisa terus bertumbuh,” ujarnya.
Riswan menjelaskan ekonomi Aceh tumbuh sebesar 5,17 persen secara tahunan pada triwulan ketiga 2024 berasal dari kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, maupun PDRB atas dasar harga konstan.
Pada triwulan ketiga 2023, PDRB atas dasar harga berlaku Aceh sebesar Rp56,73 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp36,61 triliun. Sementara pada triwulan ketiga 2024, PDRB Aceh atas dasar harga berlaku naik menjadi Rp61,03 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan juga naik menjadi Rp38,50 triliun.