Serambi.WahanaNews.co, Subulussalam - Memperingati hari jadi subulussalam yg ke 61 diwarnai dengan banyaknya permasalahan yang terjadi, di antaranya dinamika masalah honor yang belum terbayarkan, mulai dari honor para perangkat desa, honor tenaga kesehatan, dan honor petugas kebersihan, honor petugas masjid agung, hingga polemik antara Plt Sekda dan BUD dinas keuangan kota subulussalam.
Munculnya berbagai permasalahan di atas tidak terlepas dari gagalnya pemerintahan kota Subulussalam dalam menangani dan mengurus pemkot ini.
Baca Juga:
Wandi Sijabat: Sudah Selayaknya Pj Wali Kota Subulussalam, Evaluasi Kinerja RSUD
Di kutip dari nara sumber Salmudin Kombih, menyatakan bahwa “terkait angka defisit yang terus membengkak di akibatkan oleh banyaknya pekerjaan fisik yang tidak urgent tapi tetap dan harus di laksanakan dan terkesan dipaksakan demi kepentingan kelompok/pribadi”. Rabu (13/09/23).
Hal tersebutlah yg menjadi salah satu akibat terjadinya defisit, ditambah lagi dana pinjaman PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) yang peruntukannya kurang tepat sasaran.
Permasalahan yang timbul kini agaknya jadi kritikan dan catatan moral yg tidak mungkin lagi dapat di selesaikan mengingat akhir tahun 2023 adalah berakhirnya masa jabatan (BISA), tentunya itu menjadi PR bagi siapapun pejabat yang menduduki jabatan wali kota kedepan.
Baca Juga:
Calon Wali kota No Urut 3 FAKAR, Cek Posko Pemenangannya di Kampong Kelahiran
“Masyarakat kota Subulussalam hendaknya menjadi bijak dan pintar dalam menentukan dan memilih pemimpin di masa mendatang, jangan karena uangnya banyak dan terlihat bermasyarakat lantas memanipulasi kita untuk memilih mereka, namun masyarakat harus dapat menilai sosok pemimpin yang mampu menyelesaikan semua permasalahan-permasalahan di atas agar harapan kita kedepan apa yang terjadi tidak terulang lagi, lihat dan pelajari figur-figur yang akan calon baik Legeslatif maupun Eksekutif supaya kita tidak terjebak dalam menentukan pilihan yang berakibat pada kekecewaan dan penyesalan selama lima tahun," ujar Bakal Calon DPRK Dapil 1 (satu) Salmudin Kombih.
Kesimpulan, masyarakat Pemkot Subulussalam Harus Sadar dan terbangun dari tidur panjang sebagai pemilih, karna yang menentukan pemimpin kota Subulussalam kedepan adalah masyarakat bukan mereka para elit politik dan pemilik uang.
Tanpa pilihan kita sebagai masyarakat mereka tidak ada apa-apanya.
"Kesuksesan kita sebagai masyarakat adalah bagaimana kita memilih para anggota DPRK dan walikota kedepan yang dapat menyelesaikan dan mendengar permasalahan yang ada sehingga terciptanya kemakmuran di tengah-tengah masyarakat kota Subulussalam yang Baldhatun Thoibatun warabun ghafur". Tutup Salmudin.
[Redaktur: Amanda Zubehor]