Serambi.WahanaNews.co, Subulussalam -
Ada beberapa pabrik PKS, Bank BSI, Bank Aceh dan lain-lain di Kota Subulussalam. Namun tidak ada Kejelasan dan transparansi jumlah dan pengalokasian CSR dikota Subulussalam.
Karena itu masyarakat dari berbagai kalangan bertanya-tanya mengenai CSR kota Subulussalam.
Baca Juga:
Musda III MPD, Refi Syahputra Terpilih Sebagai Ketua MPD Kota Subulussalam
AMPeS (Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Subulussalam), mempertanyakan CSR perusahaan sekota Subulussalam mengenai Realisasi dana CSR yang disalurkan selama ini dan berapa jumlahnya. AMPeS menuntut adanya kejelasan dan transfaransi.
Muhamammad Ikhwan selaku sekjen AMPeS, mempertanyakan dalam pengalokasian dana CSR, "apakah beberapa tahun belakang ini memang betul tidak ada di keluarkan Dana CSR dari pihak tertentu seperti PKS di Subulussalam dan yang lainnya,
atau ada oknum yang tidak bertanggung jawab atas pengelolaan CSR di Kota Subulussalam yang mengkelola Dana tersebut sehingga tidak sampainya ke masyarakat Kota Subulussalam?," jelas ikhwan kepada awak media ini melalui keterangan tertulisnya, Selasa (01/11/23).
Melalui Sekjen Ampes M. Ikhwan Sambo, mengatakan pihaknya menduga penerima manfaat bantuan CSR tidak jelas. Tidak menyentuh masyarakat kelas bawah, juga tidak ada keterbukaan. Mahasiswa pun tidak pernah tersentuh CSR dari perusahaan disana.
Baca Juga:
Janji Pj Wali Kota Subulussalam Cairkan Honor Perangkat Desa, Belum Juga Terealisasi
"Kami Menduga adanya permainan oknum pejabat dalam memanfaatkan dana yang merupakan kewajiban perusahaan itu. Ada yang mengambil kesempatan dari dana tersebut. kami minta pihak berwenang menelusuri hal ini. Ditengah penderitaan masyarakat yang terbelit kesulitan ekonomi dan defisit anggaran daerah yang sudah diatas ambang batas penting sekali CSR diperjelas peruntukannya". Terang M. Ikhwan Sambo.
Atas dasar informasi itu, AMPeS menilai pihak perusahaan dan Pemerintah Kota Subulussalam tidak jelas Mengelola dana CSR, dimana hingga saat ini Perda atau Qanun tentang pemanfaatan dana CSR belum ada di Subulussalam.
Sehingga pemanfaatan CSR dari Perusahaan yang berdomisili di wilayah Kota Subulussalam menjadi tanda tanya besar yang menyulut kecurigaan terjadinya permainan elit pejabat.