Serambi.WahanaNews.co | Kegiatan Mahasiswa Sada Kata Fair menjadi Konsolidasi akbar dari beberapa organisasi Mahasiswa Kota Subulussalam yang ada di Tanah Air Indonesia.
Pemberian Kartu Kuning untuk Walikota Subulussalam merupakan peringatan serius dari kalangan Mahasiswa, mereka sebagai Pemuda regenerasi penerus Negeri ini tentunya terus membangun peran kontrol sosialnya untuk mengawal kebijakan pemerintah kota Subulussalam.
Baca Juga:
Wali Kota Subulussalam Motivasi Calon Jamaah Haji Kloter ke-6, Doakan Kota Tercinta Keluar dari Krisis
Kartu kuning untuk orang nomor satu di negeri Sada kata ini saya kira hal yang tepat mengingat banyaknya persoalan yang mendera daerah ini.
Mereka memberikan alasan yang logis atas pemberian kartu kuning tersebut, persoalan dunia pendidikan seperti meminta pengoperasian bus sekolah kembali, meminta mengalokasikan beasiswa yatim dan fakir miskin tingkat sekolah menengah kebawah, meminta pembentukan plasma perusahaan yang ada di Subulussalam untuk menunjang sektor pendidikan, persoalan fasilitas pesantren dan infrastruktur jalan menuju makam syekh hamzah fansuri, dan banyak lagi yang kita nilai dari semua point rekomendasi tersebut sangat tepat dan penting diperhatikan Pemerintah Kota Subulussalam.
Kalau saya berpikir layaknya diberi kartu merah harusnya, karena kondisi daerah ini cukup kritis karena persoalan devisit keuangan daerah yang terus membengkak.
Baca Juga:
Forkopimda Subulussalam Ikuti Panen Raya Padi Serentak Nasional Secara Virtual Bersama Menteri Pertanian
Penggunaan pinjaman dana Pen masih banyak yang belum tepat sasaran untuk betul-betul membangkitkan perekonomian masyarakat, ditambah lagi adanya kegiatan aneh yang mencederai nilai syariat Islam di Aceh yaitu perlombaan Domino yang diselenggarakan di Pendopo Walikota Subulussalam yang dimana Ketua MPU Kota Subulussalam sudah meminta untuk diberhentikan kegiatan tersebut, tutup Edy.[gab]