Serambi.WahanaNews.co | Janji Manis DPRK Subulussalam tak Kunjung Tiba.
Gugatan Masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Sada Kata (Gaskan) yang didalamnya beberapa ormas dan Masyarakat yang dimediasi DPRK Subulussalam dengan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) diruangan rapat Komisi B DPRK Subulussalam, Sabtu (10/06/23).
Baca Juga:
PT Laot Bangko Diduga Merusak Jalan Masyarakat di Subulussalam
Guna mencari solusi sengketa yang terjadi antara Perusahaan Perkebunan PT. Laot Bangko dengan Masyarakat desa Singgersing, namo Buaya, dan Batu Napal juga masyarakat Kecamatan penanggalan yang dipimpin oleh Muzir Maha selaku Koordinator.
Padahal dalam RDP tersebut terlihat juga hadir Kepala Dinas pertanahan Subulussalam, Kepala BPN Subulussalam, perwakilan dari Dinas Perkebunan Subulussalam, Kabag Pemerintahan, Asisten I, dan juga perwakilan dari Pihak kepolisian Polres Subulussalam.
Dari hasil RDP tersebut, DPR Subulussalam dalam hal ini komisi A dan Komisi B berjanji akan mengundang kembali Gaskan dan dinas-dinas terkait untuk membentuk panitia khusus (PANSUS) pada hari Senin (12/06/23), guna memastikan 12 Poin gugatan Gaskan tersebut.
Baca Juga:
Muzir Maha Sebut DPRK Subulussalam Tukang Ngibul Terkait Janji Pansus PT Laot Bangko
"Ternyata janji tersebut hanya bualan semata, membuat Gaskan semakin kecewa karena DPRK Subulussalam tak Tepati Janji". Ungkap Jarkasih, Salah satu Ketua Kelompok Plasma Al Barokah desa Singgersing kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Rabu (14/06/2023).
"Saya atas nama ketua koperasi Al barokah. Desa singgersing, sangat kecewa atas tidak keseriusannya menanggapi hasil RDP tanggal 8 Juni 2023. Kalau pihak anggota DPRK pun tidak serius menanggapi pembebasan lahan, kebun plasma PT Laot Bangko ini, kepada siapakah kami lagi mengadu? karena kepada pihak legislatif dan Eksekutif sudah kami mengadu, padahal masalah kebun plasma ini, sudah dimanahkan Undang-Undang ataupun Qanun Aceh." Ungkap Jarkasih ketua Koperasi tani yang merupakan pemilik Plasma di PT Laot Bangko.
"DPR Kota Subulussalam, bekerja separuh hati sepertinya tidak serius".[zbr]