WahanaNews-Serambi | Mayang Sari Sholeha, Kaum Millenial Perempuan, sekaligus penggiat Media Sosial (Medsos), mengatakan. Peresmian Jalan dan Jembatan di Kecamatan Longkib kurang elok untuk di pertontonkan.
"Jika meresmikan jalan yang sudah di bangun itu, harusnya jalan tersebut sudah tuntas terlebih dahulu, jika sudah tuntas barulah jika diperlukan silahkan potong Pita atau potong kue juga boleh," ujarnya, Selasa, (14/02/23).
Baca Juga:
Ridwan Husein Mendorong Tindakan Tegas Pj Gubernur Aceh terkait Rekomendasi KASN dalam Polemik JPT Sekda
Dia pun, mempertanyakan pembangunan jalan tersebut apakah sudah memenuhi target. Jika hanya sudah mencapai target, terlihat Jembatan di dekat pabrik pelayangan dari arah Subulussalam menuju Kecamatan Longkib masih dalam kondisi berlubang parah. Bahkan, masih katanya, Jembatan Sikerabang arah KUA Kecamatan Longkib juga masih berlubang.
"Apa maksud dari peresmian ini, jika benar target pembangunan hanya sampai Despot, bagaimana pertanggung jawaban anggaran yang telah disebutkan ke media saat akan dilakukan proses pembangunan ini, apakah worth it dengan Dana dan hasil yang kami terima," katanya.
Lanjutnya, jika sisanya di lanjutkan pada tahun 2023, dia juga berharap kepada Walikota untuk menyampaikan tidak dengan bahasa politis dan abstrak. Karena, menurutnya, ia sebagai masyarakat telah lelah mendengar bahasa Politis.
Baca Juga:
Wakapolres Subulussalam Hadiri Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Ia juga menambahkan. Jika ada masyarakat yang mengatakan peresmian ini sebagai bentuk syukur dari Jalan yang sebelumnya parah saat ini kita sudah menikmati walaupun belum sempurna, mohon maaf saat ini kita tidak sedang di acara reality show.
"Pembangunan jalan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi pertanggung jawaban tetap harus dilakukan, apakah tercapai target dengan tuntas, Jika belum apa artinya potong Pita, dan peresmian," bebernya.
Sementara itu, pada saat pelantikan Walikota Subulussalam menyampaikan. Terkait jalan yang diresmikan, yang selama ini sangat diharapkan oleh masyarakat setempat.