SERAMBI.WAHANANEWS.CO, Subulussalam - Aktivitas penggalian parit gajah oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Laot Bangko kembali menuai protes dari warga.
Para petani di daerah tersebut turun langsung ke lokasi untuk menghentikan rencana penggalian parit oleh pihak perusahaan. Mereka menilai, jika penggalian tetap dilakukan, akses jalan yang selama ini digunakan untuk mengangkut hasil pertanian akan tertutup dan menyulitkan aktivitas warga.
Baca Juga:
Portal Laot Bangko Dibuka Jika Ada Jaminan: Tidak Ada Pencurian dan Klaim Lahan
Sebelumnya, pada Juli 2025, puluhan warga juga melakukan aksi serupa di kawasan Kampong Batu Napal, Kecamatan Sultan Daulat, menolak pembangunan portal yang dibuat oleh PT Laot Bangko di area Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan.
“Kami datang ke sini meminta agar jalan yang kami lalui selama ini jangan diparit. Kalau parit tetap digali, dari mana kami bisa membawa hasil tani kami,” ujar Asnah, seorang petani lansia dengan nada sedih, Kamis (13/11/2025).
“Ini jalan kami untuk mencari makan. Kalau tidak bisa lewat sini, kami mau makan apa? Kami tidak punya ladang lain, rumah pun masih menyewa,” tambahnya.
Baca Juga:
Pemortalan Jalan oleh PT Laot Bangko Cacat Hukum: Ketua Komisi B DPRK Subulussalam Hasbullah, Tegaskan Jalan Ini Milik Rakyat
Asnah mengaku mendapat kabar tentang rencana pemaritan dari anaknya malam sebelumnya.
“Saya tidak bisa tidur sejak mendengar kabar itu,” ujarnya lirih.
Karena faktor usia, ia mengaku sudah tidak sanggup mencari pekerjaan lain. Untuk menjaga kebunnya, Asnah bahkan sering bermalam di kebun tanpa penerangan.