WahanaNews-Aceh I Sudah delapan bulan terakhir warga di Dusun Keude Baro, Gampong Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, di dekat Jalan Medan-Banda Aceh (kawasan Halte), mengeluh terkait bau gas.
Gas yang tercium oleh warga tersebut diduga akibat adanya kebocoran pipa jaringan gas (Jargas) rumah tangga di Dusun Keude Baro, Gampong Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe.
Baca Juga:
Lhokseumawe Ekspor 10 Ribu Ton Cangkang Sawit ke Jepang
Oleh karena itu, para mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) saat mengetahui terkait keluhan masyarakat di lokasi tersebut, sudah melakukan sejumlah langkah advokasi.
Pengurus LMND Lhokseumawe, Muhammad Khatami, Minggu (3/10/2021), menjelaskan saat pihaknya mendapatkan informasi tentang keluhan masyarakat di lokasi kebocoran gas, maka timnya langsung turun ke lokasi.
Setelah memastikan memang adanya kebocoran gas, langkah pertama yang dilakukan adalah melaporkan ke keuchik setempat.
Baca Juga:
Himpunan Mahasiswa Perantauan Kota Sada Kata Gelar Mubes ke-5 Tahun 2023
Di samping itu, sekitar dua hari lalu, pihaknya juga sudah beraudiensi dengan DPRK Lhokseumawe mengadukan tentang keluhan masyarakat di lokasi kebocoran.
"Kepada pihak dewan, kita pun meminta agar bisa mendesak pihak terkait untuk segera memperbaiki jargas yang bocor.
Selain itu dapat diberi kompensasi pada masyarakat sekitar yang sudah berbulan-bulan mencium bau gas, yang tentunya sangat berpotensi mengganggu kesehatan mereka," paparnya.
Hasil penelusuran pihaknya, jaringan gas tersebut dikelola Pertagas Niaga.
Maka pihaknya mendesak Pertagas Niaga bisa segera melakukan perbaikan terhadap pipa yang bocor.
Selain itu, meminta pemerintah pusat mendorong Pertagas Niaga agar melaksanakan ganti rugi atas dugaan kelalaian yang ditimbulkan di lokasi kebocoran tersebut.
"Harus adanya kompensasi pada warga sekitar yang sudah berbulan-bulan mencium bau gas," tegasnya.
Sebelumnya, Maryani (58) yang rumahnya tepat di depan lokasi kebocoran jaringan gas sekarang ini, menjelaskan pihaknya sudah delapan bulan ini terus mencium bau gas.
"Terutama pada pagi hari. Kadang-kadang sampai membuat saya pening," katanya.
Selain sangat mengganggu atas kondisi bau itu, lanjut Maryani, dalam beberapa bulan terakhir beberapa tanaman warga yang ada di sekitar lokasi juga sudah mati.
"Sangat banyak lokasi bocor. Bisa kita lihat secara jelas saat hujan, sangat banyak gelembung air di lokasi jaringan gas tersebut," katanya.
Hal senada juga diutarakan Khairina (23). Menurutnya, kondisi bau gas tersebut sudah sangat mengkhawatirkan.
Terkait bau gas yang diduga akibat adanya kebocoran jaringan gas rumah tangga tersebut, sudah dilaporkan ke pihak PTPL, selaku mitra dari Pertagas Niaga,yang pengelola jaringan gas rumah tangga.
Namun sampai saat ini belum diperbaiki. "Jadi kami mohon segera diperbaiki. Karena kami sudah snagat resah dan takut," pungkasnya.
Serambinews.com, yang didampingi mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi, pada Minggu siang tadi sempat mendatangi lokasi. Saat sampai di lokasi, langsung tercium bau gas.
Pihaknya juga menyiram air di lokasi adanya kebocoran pipa gas rumah tangga, sehingga langsung terlihat adanya gelembung air di beberapa titik yang menandakan ada gas yang bocor.
Tunggu material
Direksi PT Pembangunan Lhokseumawe (PTPL) Hariadi, yang dihubungi, Minggu (3/10/2021), sore, mengakui adanya kebocoran jaringan gas di lokasi tersebut.
"Tim kita sudah survei ke lokasi. Benar adanya kebocoran jaringan gas di dekat halte Desa Meuria Paloh," katanya.
Menurutnya, pipa yang bocor tersebut adalah pipa induk.
Namun saat ini, belum bisa diperbaiki karena pengiriman material yang dilakukan Pertagas Niaga dari Jakarta belum sampai ke Lhokseumawe.
"Jadi kita tunggu materialnya tiba di Lhokseumawe. Setelah itu langsung diperbaiki," pungkasnya. (tum)