WahanaNews-Aceh I Wakil Ketua DPR Aceh Safaruddin mengatakan adanya warga mengacak-acak lokasi vaksinasi di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya, menduga insiden itu dipicu strategi pendekatan yang salah.
"Pendekatan yang dilakukan petugas kesehatan tidak dengan cara persuasif dan tidak didasari semangat kearifan lokal yang dimiliki di daerah setempat. Ini strategi pemerintah salah dan keliru," kata Safaruddin kepada wartawan, Kamis (30/9/2021).
Baca Juga:
Terciduk Mesum dengan Janda, Kepsek SD di Aceh Barat Daya Diberhentikan
Dia menduga aksi warga menolak vaksinasi itu karena belum masifnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah setempat. Seharusnya, petugas dapat lebih dulu melakukan pendekatan, termasuk melalui kepala desa.
Menurut politikus Partai Gerindra ini, petugas harus menyampaikan baik-buruknya vaksinasi ke warga. Hal itu dinilai penting agar masyarakat dapat mengikuti vaksinasi tanpa paksaan.
Selain itu, Safaruddin menyoroti petugas yang membuat posko vaksinasi di kompleks PPI Ujong Serangga. Menurutnya, keberadaan posko di sana berdampak terhadap pendapatan nelayan dan penjual ikan di lokasi.
Baca Juga:
Pj Bupati Aceh Singkil Salurkan Bantuan Sosial Dampak Kenaikan BBM Bagi Nelayan, Tukang Becak & Pelaku UMKM
Dia meminta petugas tidak melakukan pemaksaan saat menggelar vaksinasi. "Model sistem paksa, orang tidak mau datang ke sana. Sikap dan kebijakan yang sedikit tidak populis ini harus ditinggalkan," jelas Safaruddin.
"Saya sebagai putra daerah merasa kecewa dan minta kejadian ini tidak terulang lagi. Saya mendukung vaksin, tapi strategi pendekatannya harus dilakukan secara persuasif dan humanis. Jangan ada unsur paksaan," lanjutnya.
Sebelumnya, sekelompok warga mengacak-acak lokasi vaksinasi Corona yang digelar di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya.
"Kita akan tetap lakukan penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy kepada wartawan, Rabu (29/9).
Winardy meminta Forkopimda Aceh Barat Daya terus memberikan edukasi-edukasi terkait pentingnya vaksinasi. Hal itu dinilai perlu dilakukan supaya insiden serupa tidak terulang.
"Kita berharap kejadian serupa tidak terulang," ujar Winardy.
Menurutnya, insiden di PPI tersebut terjadi karena kurangnya edukasi tentang pentingnya vaksinasi. Selain itu, masyarakat juga tidak terima vaksinasi digelar di lokasi.
"Mereka marah dan tidak mau mengikuti kegiatan vaksin yang diadakan oleh pihak Polsek Susoh, Koramil/04 Susoh, Pol Aiurud, dan Puskesmas Sangkalan, karena kegiatan vaksinasi tersebut menyebabkan pengunjung di PPI Ujung Serangga sepi dan mempengaruhi pendapatan mereka," jelas Winardy.
Akibat insiden tersebut, satu posko gerai vaksin, 9 vial vaksin (10 dosis), 33 vial vaksin Sinovac (2 dosis), alat medis berupa masker, hand sanitizer, alat tensi, jarum suntik, dan obat-obatan rusak serta tidak dapat digunakan lagi.
"Satu tenaga kesehatan atas nama Fanni Eprilia Tika (28) mengalami lebam di betis kanan bagian belakang akibat terkena benturan kursi plastik," jelas Winardy. (tum)