Saat berpangkat Kapten (NRP 12276), Teuku Markam kembali ke Aceh untuk mendirikan PT Karkam. Ia akhirnya secara serius menggeluti dunia bisnis dan berhasil memperluas pasar dengan melakukan ekspor dan impor. PT Karkam berhasil menjadi pengimpor mobil Toyota Hardtop dari Jepang, besi beton, plat baja, dan senjata.
Teuku Markam Sumbang 28 Kg Emas di Monas
Baca Juga:
Sederet Kebijakan Rizal Ramli untuk RI yang Patut Diapresiasi
Berkat usahanya tersebut, Teuku Markam dikenal sebagai salah satu konglomerat. Bukan hanya sekedar sebagai konglomerat, ia juga dikenal akrab dengan pemerintahan Orde Lama, secara khusus dengan Presiden Soekarno.
Pada saat itu, hasil usaha yang dijalankan oleh Teuku Markam menjadi salah satu sumber APBN. Secara sukarela, ia menyumbangkan 28 kilogram emas untuk ditempatkan di puncak Monas yang menjadi impian Soekarno untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa kepada dunia internasional.
Selain itu, Teuku Markam juga menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika di Bandung. Banyak yang belum tahu, ia memberikan sejumlah bantuan dana untuk keperluan penyelenggaraan konferensi internasional tersebut.
Baca Juga:
Panglima Agus Subianto Kunjungi Sesepuh TNI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno
Kisah Teuku Markam Dipenjara
Di balik kesuksesan Teuku Markam, terdapat kisah suram yang dialaminya. Bermula saat runtuhnya pemerintahan Orde Lama yang digantikan dengan pemerintah Orde Baru.
Ia dituduh terlibat dalam G30S/PKI, koruptor, dan Soekarnoisme. Hal ini yang membuatnya dijebloskan ke dalam sel tanpa proses pengadilan yang berlangsung sejak tahun 1966.