Serambi.WahanaNews.co | Forum Komunikasi Perjuangan Perdamaian Aceh ( FKPPA) Kota Subulussalam Meminta pemerintah Pusat dan pemerintah Provinsi Aceh, untuk segera mengevaluasi Penggunaan anggaran PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional), yang dinilai tidak berdampak Signifikan memulihkan ekonomi daerah yang sedang dilanda defisit.
Perencanaan yang tergesa-gesa tanpa memikirkan efek pada regerasi Sada Kata Kota Subulussalam.
Baca Juga:
Kasus Dana PEN di Situbondo, KPK Tetapkan 2 Tersangka
"Melalui Pimpinan Forum Komunikasi perjuangan perdamaian Aceh (FKPPA) Kota Subulussaalm Arifin mendesak agar Negara yang dalam hal ini pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Aceh untuk segera mengevaluasi penggunaan Anggaran PEN yang diduga tidak tepat sasaran." Jelas Arifin kepada awak media, Rabu (19/07/23).
"Hanya meninggalkan hutang regenerasi Aceh Kota Subulussalam secara berkepanjangan, tanpa adanya landasan pemikiran mengurangi defisit yang melanda daerah Sada Kata Subulussalam. Dampaknya akan menjadi beban daerah." Jelas Arifin Pucuk pimpinan FKPPA Kota Subulussalam tersebut.
Diketahui Pinjaman PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) Pemko Subulussalam, sebesar Rp180 Miliar dari PT MSI peruntukannya dirasakan sejumlah pihak tidak tepat sasaran.
Baca Juga:
Bea Cukai Malang Lepas Ekspor Perdana Produk Resin Damar dan Tutup Kelopak Keong Sawah ke Libya
Sehingga pentingnya lembaga negara hadir untuk segera mengevaluasi penggunaan anggaran PEN yang disinyalir terkesan menghamburkan uang negara merugikan regenerasi Sada Kata, Kota Subulussalam.
"Kami Harapkan Pemerintah Pusat Untuk Segera mengevaluasi Anggaran PEN Kota Subulussalam", tegas Arifin Ketua FKPPA Kota Subulussalam berulangkali saat dimintai pendapatnya.[zbr]